Selasa, 17 Juni 2008

Lebih dekat dengan pribadi Mulia

Ibu Cicih
Pendidikan anak nomor satu !


Kehidupan harmonis sebuah keluarga bisa terguncang gara-gara ekonomi. Tak jarang karena masalah ekonomi, keluarga berantakan, anak-anak tak dapat meneruskan sekolah alias putus sekolah. Untuk urusan ini mungkin kita perlu berguru pada Ibu Cicih seorang pemulung yang memiliki segudang pengalaman pahit masalah ekonomi keluarga tapi sukses mendidik anak-anaknya sampai ke jenjang perguruan tinggi.

Di perumahan Taman Kenari Jagorawi sering terlihat seorang ibu pemulung berkerudung dengan perilaku yang cukup santun. Tak jarang sebelum memulung barang bekas dia menanyakan dulu ke tuan rumah apakah barang tersebut telah dibuang, baru setelah mendapat penjelasan ibu pemulung memungut barang bekas itu. Seperti kebanyakan pemulung mungkin kita hanya sepintas memperhatikannya.
Ibu pemulung itu bernama Cicih atau lengkapnya Cicih Samsiyah. Wanita kelahiran Sukabumi 48 tahun lalu itu pada awalnya hidup layak sama seperti wanita-wanita lainnya. Ia bersuamikan Yuyun Suryana seorang karyawan sebuah perusahaan di Citeureup. Kehidupannya cukup, sebagai istri seorang karyawan berpenghasilan layak dan empat putra-putri yang mndampinginya. Tapi kebahagiaan itu tak berlangsung lama, tahun 1999 terjadi pengurangan karyawan di tempat suaminya bekerja, dan suaminya terkena PHK. “Pada waktu itu anak masih empat, yang sulung SMA, anak kedua SMP, anak ke tiga dan ke empat masih SD”, tuturnya ke pada for U.
Kejadian PHK itu cukup mengguncang keluarganya, tapi tak berlangsung lama. Pasangan Yuyun dan Cicih segera mengambil sikap : “Ikhlas menerima keadaan dan yang penting adalah tetap menyekolahkan anak-anaknya” kata bu Cicih. Uang pesangonpun disiapkan untuk biaya sekolah anak-anaknya. Tapi apa dikata karena mahalnya biaya pendidikan, akhirnya uang pesangon habis juga . Menyikapi kondisi itu, pasangan Yuyun dan Cicih sadar ia tidak punya kemampuan lain, maka ia memutuskan: “Bekerja apa saja yang penting halal” ungkap bu Cicih. Diawali dengan mengumpulkan dan dagang karung bekas. Dan sejak 2002 mulailah pasangan suami istri itu menjadi pemulung, lokasinya di kompleks perumahan TKJ dan untuk menambah peghasilan ibu Cicih juga membantu mencuci dan seterika.
Lalu bagaimana sikap kelima anaknya terhadap pilihan kerja orang tua sebagai pemulung? “Alhamdulillah anak-anak mendukung, mereka ikut prihatin dan berusaha rajin belajar hingga mendapat bea siswa”.
“Alhamdulillah” ucap syukur ibu Cicih, kini anak sulungnya (25 th) telah menikah dan memiliki satu anak, anak ke dua (22 th) dan ke tiga (20 th) kuliah di STIE di bilangan Cijantung serta kerja di Cibubur, anak ke empat (19 th) di SMA Negeri Citeureup dan bungsu (9 th) masih SD.
Ibu Cicih yang saat ini menghuni gubug di samping pagar perum TKJ ini berpesan “Kepada keluarga-keluarga yang saat ini mapan agar berhati-hati dan semoga tidak mengalami hal seperti yang saya alami. Saya juga menyampaikan terima kasih kepada semua, siapa saja yang telah membantu keluarga saya”, demikian pesannya mengakiri wawancara dengan for U di teras masjid Al Ashr TKJ lepas Ashar (08/06/2008).
(DS)

For U Dhuafa

Telah hadir ... For U Dhuafa

KONDISI PEREKONOMIAN kita yang makin hari makin parah telah menciptakan warga miskin baru yang begitu banyak jumlahnya. Solusi Islam untuk permasalahan ini adalah ‘optimalisasi pelaksanaan dan pemberdayaan ZISWAF secara profesional’. Dalam rangka mengoptimalkan penggalangan ZISWAF (Zakat,Infaq, Shodaqoh dan Waqaf) dikalangan umat Islam bagi kepentingan kemaslahatan umat serta sebagai ujud kepedulian kepada dhuafa. Alhamdulillah telah terbentuk “For U DHUAFA”.

“For U DHUAFA” insya Allah menjadi jembatan penghubung antara saudara-saudara kita yang sedang tertimpa musibah atau memerlukan bantuan, dengan saudara-saudara kita yang lain yang memiliki kelebihan rejeki dan terketuk hati serta jiwanya untuk menyisihkan sebagian rejeki guna membantu sesama.

“For U DHUAFA” dalam penggalangan dan pemanfaatan dana yang terhimpun Insya Allah amanah dan berupaya tepat sasaran. Sebagai bentuk pertanggung jawaban setiap rupiah yang terhimpun akan dipublikasikan setiap bulannya melalui Majalah FOR U.
Sebagaimana lembaga lain yang sejenis yang lebih awal terbentuk, yang akan menjadi ladang garapan” “For U DHUAFA” adalah bantuan biaya pendidikan, pemberdayaan ekonomi, bantuan biaya pengobatan kepada kepada para Dhuafa yang memerlukan. Sambil menapak memulai bekerja selain melakukan penggalangan ZISWAF, tidak menutup kemungkinan “For U DHUAFA” akan melakukan kerja sama dengan lembaga sejenis yang telah maju dalam bentuk mitra kerja. Berikut ini susunan pengurus “For U DHUAFA”

Ir. Rizal Pembina : “Dengan terbentuknya “For U DHUAFA” Insya Allah dapat lebih mengoptimalkan upaya kepedulian terhadap sesama yang dalam himpitan ekonomi”.

Ahmad Wahidin Pembina : “For U DHUAFA” adalah sebuah wadah yang akan membantu para Aghniya untuk menyalurkan Zakat, Infaq, Shodaqoh untuk disampaikan kepada orang yang benar-benar berhaq me-nerimanya.
“For U DHUAFA” membantu para Du’afa untuk memper-baiki ekonomi keluarganya.


H. Syarief Budi A. Ketua : “Sesungguhnya masalah dhuafa selain merupakan masalah sosial juga merupa-kan ladang amal bagi mereka yang memiliki kelapangan rezeki”

Ary Setya, SE, Sekeretris : “Adalah merupakan suatu kebahagian tersendiri mana-kala dengan sedikit bantuan yang diberikan, dapat membuka harapan baru bagi para dhuafa”

Dini Rahmat, Bendahara : “Memegang amanah itu memang sesuatu yang amat berat apa lagi untuk kepentingan mereka yang membutuhkan. Insya Allah dengan sistem yang baik, setiap rupiah yang diman-faatkan akan tepat sasaran”

Program Peduli Sekolah untuk Dhuafa
Sehubungan dengan tahun ajaran baru sebagai langkah awal “For U Dhuafa” akan berupaya menjaring anak yang berpotensi putus sekolah karena orang tuanya tidak mampu membayar biaya pendidikan.
Kami menerima infaq & Shodaqoh Anda untuk pembiayaan program ini. Infaq shodaqoh Anda dapat disetor ke for U Dhuafa:
- Ibu Dhini Rachmat, TKJ Blok VC/10
- Bp. Ary Setya, TKJ Blok VIIA/50
- Ibu Iftachiyah, TKJ Blok VB/9
Hasil pengumpulan dana serta pemanfaatannya akan dilaporkan di majalah for U .

FORSIMATA TKJ

Silaturahim ke Majelis Taklim
Forum Silaturrahim Majlis Ta’lim Taman Kenari Jagorawi
FORSIMATA TKJ


APA YANG TERBETIK DI PIKIRAN ketika mendengar kata majlis ta’lim.Ibu-ibu, pengajian, seragam, rutin. Empat hal tersebut memang memiliki kaitan erat dengan kata majlis ta’lim. Meski ada majlis ta’lim bapak-bapak,rasanya majlis ta’lim ibu-ibu merupakan fenomena tersendiri yang kehadirannya menjadi sarana pendidikan informal kaum ibu muslimah. Sejatinya, optimalisasi kualitas majlis ta’lim ibu-ibu dan aktivitasnya dapat membawa perubahan di masyarakat.
Hal itulah yang ingin dicapai oleh FORSIMATA TKJ, dimana keberadaan majlis-majlis ta’lim yang tergabung di dalamnya, kegiatan-kegiatan silaturrahimnya dapat membawa perubahan pada ibu-ibu anggota majlis ta’lim tersebut maupun pada lingkungan sekitarnya.

Pembentukan Forum Silaturrahim Majlis Ta’lim Taman Kenari Jagorawi (FORSIMATA TKJ) pada bulan September 2004, berawal dari keinginan untuk mempererat ikatan silaturahim antar majlis ta’lim yang ada di taman Kenari Jagorawi, Beberapa majlis ta’lim yang telah terbentuk pada saat itu adalah Majlis Ta’lim Thalabul ‘Ilmi (Blok 2), Majlis Ta’lim Al-Al-‘Ashr (Blok 5), Majlis Ta’lim Uswatun Hasanah (Blok 6), Majlis Ta’lim As-Salaam Blok 7), Majlis Ta’lim Hidayatunnisaa (Blok 8), dan Majlis Ta’lim At-Tammimah (Blok 9-10).

Kepengurusan pertama FORSIMATA terdiri dari Ibu Indah Novantriandewi (Blok 10) sebagai Ketua Umum, Wakil Ibu Nia Siti Nurokhmah (Blok 8) , Sekretaris Ibu Dewi (Blok 8) dan Bendahara Ibu Endah (Blok 6) . Kegiatan utama FORSIMATA adalah kajian rutin setiap pekan ke-3 setiap bulannya. Penyelenggaraannya diserahkan secara bergiliran kepada tiap majlis ta’lim sesuai urutan yang telah disepakati. Beberapa kegiatan insidental yang pernah diselenggarakan pada kepengurusan pertama tersebut adalah Lomba Qasidah, Lomba Tumpeng, Cerdas Cermat antar majlis ta’lim. Belum genap satu tahun, sang ketua, Ibu Indah pindah ke Sulawesi dan tongkat kepemimpinan diserahkan kepada Ibu Nia.

Bulan Desember 2006, sebuah peristiwa besar mengguncang Bumi Nangroe Aceh. Badai tsunami yang memporak-porandakan sebagian Aceh telah mengetuk nurani ibu-ibu untuk berpartisipasi membantu meringankan beban saudara-saudara disana. Sejumlah uang yang terkumpul pada saat itu disalurkan melalui Metro TV.
Waktu terus bergulir, FORSIMATA menapaki usianya yang ke-2. Jumlah majlis ta’lim yang ikut bergabung pun bertambah, yakni Majlis Ta’lim Al-Furqaan (Blok 3) dan Majlis Ta’lim Al-Ikhlas (Blok 4). Estafeta kepengurusan pun beralih pada Ibu Yayu (Blok 2) sebagai ketua umum, Ibu Dessy Arryanti (Blok 3) Sekretaris, Ibu Yuli (Blok 6) Bendahara. Kepengurusan saat itu didampingi oleh para penasehat yang terdiri dari Ibu Nia (Blok 8), Ibu Hj.Ruhiyat (Blok 9), Ibu Hj. Sa’adah (Blok 2) dan Ibu Oma (Blok 3).
Pada usianya yang masih sangat belia ini, FORSIMATA melalui kegiatan kajian rutin dan insidentalnya, terus berupaya untuk mempererat ikatan silaturrahim, memberikan stimulasi dan pencerahan kepada ibu-ibu majlis ta’lim agar dapat memahami Islam secara menyeluruh. Pemahaman yang diharapkan sampai pada tataran amal shalih sehingga kehadiran FORSIMATA dapat dirasakan manfaatnya oleh muslimin di lingkungan Taman Kenari maupun lingkungan sekitarnya.
Sebagai bagian dari upaya tersebut, FORSIMATA bekerjasama dengan Forum Ukhuwwah Islamiyah Taman Kenari menyelenggarakan ‘Gebyar Muharram’ dan ‘Save Palestine’. Demikian juga pada Milad ke-2 FORSIMATA diadakan serangkaian kegiatan yang melibatkan seluruh elemen muslimin Taman Kenari Jagorawi dalam bentuk santunan, pembagian sembako dan pengobatan gratis untuk kaum dhu’afa, pawai tarhib, pentas anak dan tabligh akbar. Rangkaian kegiatan tersebut sekaligus menjadi sarana mempersiapkan diri memasuki bulan Ramadlan 1427H. Kegiatan tersebut dihadiri pula oleh Kepala Desa Puspasari, Bapak H. Agus Abdullah beserta Sekretaris Desa, Bapak Yo Rahman. Pada saat itu Pak Lurah dan Pak Sekdes menyempatkan diri untuk meninjau dan berpartisipasi dalam kegiatan pengobatan gratis.

Memasuki periode ke-3 (2006-2008), kepengurusan FORSIMATA diamanahkan kepada Ibu Rahayu Widaningsih (Blok 2) sebagai Ketua Umum,Wakil Ibu Nia Siti Nurokhmah (Blok 8) , Sekretaris Ibu Laela Kamelia (Blok 4) dan Ibu Fitri Cahya Asih (Blok 9) sebagai Bendahara. Dan untuk pertama kalinya masa bakti kepengurusan berubah menjadi 2 tahun. Dalam rentang waktu yang cukup panjang tersebut beberapa kegiatan insidental yang telah dilaksanakan adalah Kunjungan dan santunan ke panti asuhan anak yatim, Talk Show, Pelatihan Pengurusan Jenazah dan Rihlah ke Kebun Raya Cibodas. Sebagai tindak lanjut dari Pelatihan Pengurusan Jenazah, telah terbentuk 3 tim pengurusan jenazah.Di penghujung kepengurusan periode ke-3 yang akan berakhir pada bulan September 2008 ini FORSIMATA akan mengadakan serangkain kegiatan menyambut hadirnya bulan Ramadlan.

(Teks :Rahayu Widaningsih, Ketua Forsimata. Foto : Istimewa)

Masjid Ash Shoheh Citeureup

Silaturahim ke Masjid
Masjid Ash Shoheh
Masjid Jami’ Pertama di Citeureup


SALAH SATU CIRI KOTA-KOTA di Pulau Jawa adalah adanya ‘Masjid Jami’ yang berlokasi di pusat kota. Begitu pula yang kita jumpai di Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor. Terletak di pusat Kota Kecamatan sejak tahun 1920 telah berdiri dengan megah Masjid Ash Shoheh. “Pada saat dibangun Citeureup yang merupakan bagian dari Kewedanaan Cibinong ini masih sangat sepi” kata Ketua DKM H. Mundji Hasan. Masjid yang kini sudah berusia 88 tahun ini didirikan oleh Alm. KH. Tatang Mohtar dan Alm. KH. Kurdi kemudian direnovasi oleh HM. Sakri, KH. Hasan Basri, KH. Tatang Mulyadi serta H. Mundji H. Melihat usianya yang lebih tua 25 tahun dari usia Kemerdekaan RI, bukan tidak mungkin masjid yang megah ini pernah menjadi tempat bagi penduduk setempat memekikan takbir Allah Akbar pada saat kemerdekan RI ditahun 1945.

Tidak jauh dari Masjid Ash Shoheh kearah utara terdapat ‘Pasar Tjiteureup’, pada gapuranya tertera angka tahun 1926 dibangun sejaman dengan berdirinya masjid. Kita bisa lihat sejak dulu penduduk Citeureup disamping aktif melakukan kegiatan perekonomian di pasar juga aktif melaksanakan ibadah di masjid, suatu cerminan masyarakat muslim yang seimbang dalam berusaha untuk dunia dan akhiratnya. Menurut H.Mundji Hasan selaku Ketua DKM Ash Shoheh, jamaah pada masa awal masjid berdiri berasal dari penduduk yang cukup jauh tinggalnya seperti dari Tarikolot, Gunung Putri dan sekitarnya. Seiring berjalannya waktu dan perkembangan wilayah, menurut H.Mundji jamaah awal Masjid Ash Shoheh telah berhasil membangun lebih kurang 40 Masjid di wilayahnya masing masing di sekitar Citeureup.

Sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan pelayanan kepada para jamaah Masjid Ash Shoheh telah mengalami beberapa kali renovasi, saat ini kapasitas masjid dapat menampung jamaah sebanyak kurang lebih 2000 orang. Arsitektur Masjid yang ada sekarang menurut H.Mundji Hasan adalah sumbangan seorang arsitek yang tidak mau disebutkan namanya dari Jakarta. Begitu juga untuk kebutuhan air di masjid telah dibantu oleh seorang ahli dari PU yang telah memasang pipa sedalam 100 meter. Sebagaimana diketahui wilayah Citeureup apa bila musim kemarau mudah kering apa lagi disekitarnya sekarang banyak berdiri pabrik-pabrik besar. “Alhamdulillah air di masjid tidak pernah kering, sekalipun musim kemarau” kilah H. Mundji.

Sebagai Masjid Jami’, Ash Shoheh tidak pernah sepi dari jamaah di setiap shalat wajib. Hal itu karena letak masjid yang cukup strategis di pusat Kota Citeureup. DKM juga aktif menyelenggarakan kegiatan-kegiatan rutin yang cukup diminati jamaah, begitu pula acara-acara khusus pada hari besar Islam tak pernah sepi dari pengunjung.
Menurut Ketua DKM Ash Shoheh H. Mundji Hasan, takmir masjid selalu berusaha ke arah pelayanan yang lebih baik kepada jamaah. Diantaranya adalah rencana pembangunan lantai dua masjid bagian samping, dimana akan digunakan untuk sarana layanan kesehatan untuk umat Islam. Hal itu dalam rangka mengoptimalkan fungsi masjid sebagai sentral kegiatan ibadah dan pela-yanan umat Islam, insya Allah.Diusianya yang mendekati satu abad, Masjid Ash Shoheh terus berkiprah membina umat menuju Kejayaan Islam.

(Teks : AR&DS, Foto: DS&SS)

Warning ! Virus Munafik

Hobi Pamer Amal

CIRI KHAS ORANG MUNAFIK adalah bermuka dua, dia begitu jago berperan ganda. Dari luar ia tampak sebagai muslim tetapi hatinya kufur. Suatu saat kita temui berpakaian ala muslim dan sangat khusyuk beribadah, disaat lain hobinya keluar masuk tempat-tempat hiburan yang tidak layak dikunjungi seorang muslim. Ia melakukan semua yang tampak baik tiada lain agar orang lain memberi predikat sebagai muslim yang baik, ahli ibadah. Perilaku mereka dijelaskan Allah swt dalam Al Quran S. An Nisa’:142 :
“…Mereka bermaksud riya’ (dengan shalat) dihadapan manusia. Dan Tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali”.Virus Riya’ (pamer amal) adalah penyakit yang bercokol di hati orang munafik. Efek buruk penyakit ini menjadikan penderitanya selalu mencari perhatian dihadapan orang banyak agar amaliyahnya mendapat pujian dan sanjungan. Ia manfaatkan predikat baik, sanjungan dan pujian itu sebagai topeng untuk menutupi kejahatannya, sehingga ia selamat dari setiap kejahatan yang dilakukannya.
Jadi semua amaliyah orang munafik hanya sekedar formalitas, sebaga kedok untuk menutupi jatidirinya yang sebenarnya. Lain dengan seorang muslim yang benar, semua amal ibadah ia lakukan semata-mata hanya karena dan untuk Allah ta’ala. Seorang muslim beribadah tanpa melihat ada orang lain yang memperhatikan atau tidak, dilihat orang maupun tidak dilihat ia tetap rajin melakukan ibadah.
Virus ‘Pamer amal’ ini sangat berbahaya sekali bagi penderitanya, karena akibat dari hobi pamer amal ini bisa membuat seseorang terjerumus dalam perbuatan syirik. Perhatikan firman Allah dalam QS Al-Kahfi:110 :”Barangsiapa mengharapkan berjumpa dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan amal shalih dan jangan mempersekutukan seorangpun dalam beribadah kepada Tuhannya”. Berkaitan dengan ayat ini Nabi saw bersabda: “Takutlah kamu kepada syirik kecil”. Lalu para sahabat bertanya:”Wahai Rasulullah, apa yang dimaksud dengan syirik kecil itu?” Rasulullah saw kemudian menjawab: “Riya’” Virus riya’ timbul dalam hati seseorang karena kurang bersihnya hati dari sikap ikhlas didukung lemahnya akidah, sehingga memerlukan orang lain untuk memperhatikan amal ibadah yang dilakukannya.
Ada baiknya jika kita mau merenung tentang amal ibadah yang telah kita lakukan. Apakah kita beribadah karena pengin dilihat orang lain?, atau karena pengin mendapat sebutan orang soleh? Awas kalau terindikasi yang demikian, kita telah terinveksi virus riya’ dan bisa menghanguskan pahala amal ibadah yang pernah kita lakukan!
Solusi agar kita terhindar dari virus “riya’” adalah ikhlas, menjalankan amal ibadah secara tulus karena dan hanya untuk Allah swt tanpa pretensi duniawi lainnya. Kini saatnya kita membersihkan hati, selalu memohon ampunan dan perlindungan-Nya agar senantiasa dijauhkan dari virus “riya’” dan virus-virus munafik lainnya.

Abi Shaliha, Referensi : “35 Karakter Munafik” oleh Fuad Kauma, terbitan Mitra Pustaka, Solo, Cet ke III, 2000.

Agenda Kegiatan Masjid & Majelis Ta’lim

Masjid Ash Shoheh Citeureup
Pengajian Rutin setiap hari Selasa dan Sabtu ba’da Shubuh dan Maghrib.

Masjid Al ‘Ashr TKJ Puspasari Citeureup
Kajian Qur’an Hadist bersama Ust. Fery Afrizal setiap Ahad ba’da Maghrib.
Majlis Ta’lim Ibu-ibu Blok 6 “Uswatun Hasanah” setiap Sabtu jam 09.00 wib.
Qiyamullail setiap Ahad 03.30 wib.
Kuliah Shubuh setiap Ahad ba’da Shubuh.

Masjid Al Iqro’ TKJ Puspasari Citeureup
Kajian Bulanan ba’da Isya.

Majlis Adz Dzikro Blok 6 TKJ Puspasari Citeureup
Pengajian Keliling setiap Ahad ba’da Isya

Masjid At-Tammimah TKJ Puspasari Citeureup
Kajian Rutin Quran Hadits bersama Ust. Qodri Abd. Fattah, setiap Sabtu ba’da Shubuh.

Masjid Ats Tsamaniyah TKJ Puspasari Citeureup
Majlis Ta’lim Ibu-ibu Blok 8 setiap Sabtu ba’da Ashar.
Kajian Al Qura’n & Iqro’ untuk Anak-anak, setiap Ahad ba’da Maghrib.
Kuliah Shubuh setiap Sabtu & Ahad ba’da Shubuh.

Masjid Al Muhajirin Kompleks Bina Marga Gunung Putri
Tahsin Al Qur’an bersama Ust. Ohi Madsohi setiap Jum’at ba’da Maghrib.
Pengajian Ibu-bu bersama Ust. Sopyan Tsauri, setiap Sabtu siang (sebelum dzuhur).
Kajian Rutin bersama Ust. H. Qodri Abd. Fattah setiap Ahad ba’da Shubuh.
Kajian Rutin Qur’an & Hadist oleh Ust. H. Afifudin, setiap Ahad ba’da Maghrib.

Masjid Al Ikhlas BTN Gunung Putri Permai
Pengajian Bulanan Setiapminggu ke 4, waktu Ba’da Dhuhur sd Ashar, diasuh oleh Ust. Surya Komar.
Pengajian mingguan, waktu setiap Sabtu ba’da Maghrib, diasuh oleh Ust. Hasan Ashadi.
Kajian Rutin setiap Rabu ba’da Maghrib, diasuh oleh Ust. Syukur

Masjid Baiturrahman Kamurang Citureup
Pengajian Rutin setiap Selasa Ba’da Isya.
Yasinan setiap Kamis malam
Bedah buku Shirotol Mustaqim setiap Sabtu Ba’da Isya.

Masjid Nurul Iman Puspanegara Citeureup
Majlis Ta’lim Ibu-bu setiap Rabu & Sabtu bersama Ust. H. Hasan Basri.
Ratib Haddad, Yasin & Tahlil setiap Kamis malam.
Majlis Ta’lim & Dzikir Nurul Iman bersama H. Hasan Basri setiap Kamis & Sabtu malam.
Pengajian Mingguan bersama Ust. Hasyim setiap Ahad malam.

Kirimkan jadwal kegiatan Masjid Anda lewat email ke Redaksifor U” : for.u.tkj@gmail.com

Sesat

Catatan Djoko SD

SAMPAI WAFATKAH KETIKA YESUS DISALIB? Jawaban yang ada berbeda-beda. Kaum Yahudi percaya bahwa Yesus mati disalib, sebab menurut anggapannya Yesus bukan nabi yang benar. Mereka mendasarkan pendapatnya dari Bible :”Dan jika seseorang berbuat dosa yang patut (sepadan) dengan hukuman mati’ lalu dihukum mati, dan kamu gantung dia pada sebuah tiang, …” Sebab seorang yang digantung terkutuklah oleh Allah.” (Ulangan 21:22-23). Lain lagi menurut Paulus yang mewakili Kristen:”Kristus telah menebus kita dari kutuk Hukum Taurat dengan jalan menjadi kutuk karena kita, sebab ada tertulis :”Terkutuklah orang yang digantung pada kayu salib.” (Galatia 3:13)

Dari dua pendapat di atas Yesus dinyatakan mati di tiang salib, lalu bagaimana pendapat Islam? Kita dapati informasinya dalam Al Quran Surah An-Nisaa (QS: 4) : 157,158 :”… dan perkataan mereka, “Sesungguhnya kami telah membunuh Al Masih, Isa putra Maryam, Rasul Allah. “Mereka tidak membunuhnya dan tidak pula menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan Isa bagi mereka. Dan sesungguhnya orang-orang yang berselisih (paham) tentang Isa, benar-benar dalam keraguan padanya. Mereka tidak mempunyai pengetahuan tentang itu kecuali mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak membunuhnya dengan yakin, tetapi Allah telah mengangkat Isa kepadaNya. Dan Allah adalah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”

Lain lagi pendapat Ahmadiyah tentang akhir penyaliban Yesus, menurut aliran ini Yesus mengalami pingsan berat (mati suri) di tiang salib. Tetapi setelah beliau diturunkan dari salib kemudian beliau sembuh dari luka-luka dan setelah itu beliau mengadakan perjalanan ke Timur, sepanjang perjalanannya beliau terus menyampaikan ajaran-ajarannya dan berakhir di Hindustan. Yesus wafat secara alamiah pada usia 120 tahun dan dikuburkan di Srinagar, Khasmir. Di Hindustan Yesus hidup wajar sebagaimana manusia biasa, berkeluarga, mempunyai keturunan dan terus berketurunan sampai pada seorang keturunan bernama Mirza Ghulam Ahmad. Pendiri Ahmadiyah ini dipercaya sebagai penerusnya dan bergelar Masih Mau’ud (Isa Al masih yang dijanjikan). Pendapat ini didasarkan pada beberapa hasil penelitian arkeolog Inggris yang (katanya) menemukan bukti-bukti jejak ajaran Yesus di Afghanistan dan Kashmir.
Mirza Ghulam Ahmad mendirikan Gerakan Ahmadiyah pada tahun 1889 di Qadian, India.

Ahmadiyah menganggap Mirza sebagai nabi, rasul karena pada tahun 1882 Mirza mengaku telah menerima wahyu dari Allah swt bahwa dia diutus-Nya. Tahun 1890 dia menerima wahyu bahwa nabi Isa as. Yang selama ini diyakini masih hidup di langit, telah wafat. Dan tahun 1891 Mirza kembali menerima wahyu dan mengaku bahwa dirinya adalah Imam Mahdi dan Al Masih yang dijanjikan.

Gerakan Ahmadiyah lahir oleh rencana dan rekayasa Inggris yang sedemikian canggih, itu semua untuk memadamkan semangat jihad umat Islam di India dalam memerangi Inggris. Pada waktu itu India sedang diduduki Inggris. Pada saat yang sama, Inggris dan Perancis sedang gigih untuk menghancurkan Khilafah Utsmaniyah yang berpusat di Turki. Pada tahun 1865 Menteri Luar Negeri Inggris Lord Clardon mengatakan, “Sesungguhnya satu-satunya jalan untuk melakukan reformasi pemerintahan Utsmani adalah dengan memusnahkannya dari muka bumi secara keseluruhan” Dalam kondisi seperti itulah, pada 1889 M lahir Ahmadiyah di India.

SESAT. Ahmadiyah disatu sisi mengaku Muhammad saw sebagai khataman nabiyyin, disisi lain mengklaim Mirza Ghulam Ahmad sebagai Nabi, Rasul dan Al Mahdi. Ahmadiyah mengaku sebagai bagian dari Islam dan mengaku Al Quran sebagai kitabnya, tapi dia juga ‘lebih’ mempercayai Tadzkirah sebagai pedoman hidupnya. Padahal kalau yang telah baca, isinya mengaburkan dan menodai ajaran Islam itu sendiri. Siapapun yang menelaah akan menyimpulkan bahwa buku Tadzkirah benar-benar merupakan pembajakan dan mengolok-olok al-Quran komentar Amin Jamalludin peneliti LIPI (1992).

Sudah nyata jelas kesesatan mereka (Ahmadiyah), lalu tunggu apa lagi untuk melarangnya? Sekali lagi kita menunggu KETEGASAN PEMERINTAH UNTUK MASALAH INI.