Jumat, 22 Agustus 2008

Ibroh

Hari-hari Manusia
Oleh : Ahmad Hassan*

Suatu hari seorang Anshar datang kepada Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau saw, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas”. (HR. Ibnu Majah no. 4259)

Ada satu hari dimana manusia dilahirkan dan ada hari lain dimana manusia dimatikan. Dan hari kematian bagi manusia beriman merupakan hari awal untuk memasuki gerbang menuju hari-hari yang abadi.
Dari hari awal permulaan di hari akhirat itu, manusia dalam bentuk ghaibnya (ruhnya) akan menjalani beberapa fase hari berbeda untuk sampai pada hari abadinya di akhirat. Pada hari awal setelah kematian, di dalam kubur itu bagi manusia merupakan hari-hari menjalani permulaan seleksi akibat perbuatannya di dunia.
Dalam suasana alam barzah tersebut manusia berhak beroleh hari-hari menyenangkan layaknya pengantin baru atau beroleh hari yang mencekam layaknya pesakitan narapidana di balik sel besi. Perlakuan dalam menjalani seleksi ketat dimaksud sangat-sangatlah ditentukan oleh amalannya manusia saat melakoni hidupnya dunia.
Bagi manusia yang mendapat azab menghabiskan waktunya di alam barzah menunggu tibanya hari kiamat. Hari-harinya menjadi yang sangat lama dan saaangat panjang. Tidak bisa dibayangkan dengan parameter buatan manusia akan pedihnya siksa kubur yang diterima oleh manusia durhaka dan penuh dosa.
Dan akan seperti seorang bapak yang tertidur dan bermimpi, dimana dalam mimpinya dia sedang bertasbih sambil memegang biji tasbih , lalu tasbihnya putus ditarik anaknya. Dia kemudian bersama anaknya mengumpulkan kembali biji-biji tasbih yang berceceran tersebut. Sampailah kemudian dia dan anaknya mengumpulkan biji tasbihnya yang terakhir, dan pada saat itu dia terjaga dari mimpinya lalu terbangun dari tidurnya., maka saat itulah dia tersadar bahwa hari terakhir telah tiba. Tidak terbayangkan dan tidak dapat dirasa oleh panca indera manusia akan kenikmatan yang diberikan sebagai balasan untuk manusia yang memperoleh nikmat kubur.
Adalah kemuliaan yang diperoleh oleh manusia semacam ini saat ruhnya di alam barzah karena perilaku hidupnya yang soleh dan solehah saat berada di alam fana.
Manusia yang beroleh kabahagiaan ini sudah sangat dijelaskan oleh Allah SWT yang Maha Kuasa di dalam Al-Qur’an bahwa mereka itu memilik sifat-sifat yang mulia dan unggul sehingga menyebabkan mudah mengamalkan agama , dimana pada gilirannya Tuhan-Nya mencurahkan kepadanya rahmat dan pertolongan-Nya. Sungguh bagi manusia ini menunggu di alam barzah sampai datangnya hari terakhir datang , sepertinya saaangat sebentar. Subhaanallah.
Hari berikutnya yang dialami manusia yang mati yaitu di suatu hari secara bersamaan dibangkitkan kembali oleh Allah Subhaanahu Wata’ala di alam mahsyar, yang seterusnya menjalani hari hisab, dan akhirnya memasuki babak penentuan setelah seleksi terakhir meniti siroth dan menjalani mizan (timbangan amal) kemana ia beroleh keputusan : surga atau neraka.
( Ya Allah, aku memohon pada hari terakhirku engkau putuskan hari yang bahagia).
Kembali kepada kehidupan keseharian kita. Bagaimana keterkaitan perilaku, aktivitas, nawaitu , motivasi dan obsesi hidup kita hari ini, relevankah dengan nilai-nilai dan dasar-dasar kebenaran ajaran agama yang kita anut ?

*)Penulis adalah jamaah Masjid Ash Shoheh Citeureup.

Tidak ada komentar: