Jumat, 22 Agustus 2008

Bakhil & Enggan Berinfak

Warning! Virus Munafik Menjangkiti Anda
Bakhil & Enggan Berinfak


“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan salat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka melainkan dengan rasa enggan. "QS.9:At Taubah:54)

Orang-orang beriman berinfak di jalan Allah karena mereka sangat yakin bahwa perbuatannya itu merupakan amal ibadah yang akan diberi balasan pahala kebaikan yang berlipat ganda dari Allah subhanahuwata’ala. Lain dengan orang-orang yang terkena virus munafik, mereka enggan berinfak. Karena menurut anggapannya berinfak bisa mengurangi harta dan membuat mereka melarat dan miskin. Ketakutan akan kemelaratan dan kemiskinan itu pula yang membuat orang munafik bersifat pelit, kikir dan bakhil dengan harta bendanya. Padahal sifat kikir bisa menjerumuskan sesorang menjadi rakus, tamak, serakah, egois dan rela melakukan kejahatan untuk memuaskan sifat-sifat buruknya itu.
Tapi jangan salah, bukannya mereka tidak pernah berinfak sama sekali, orang-orang yang terjangkit virus munafik juga melakukan infaq! Seperti kutipan terjemahan Surat At Taubah ayat 54 di atas, merek berinfaq dengan enggan dan terpaksa. Bila mereka berinfaq motivasi dasarnya bukan karena Allah ta’ala. Mereka berinfaq karena riya’ dan sum’ah, yaitu selain ingin pamer amal mereka juga akan menceritakan kedermawanannya kepada orang lain. Hal itu dilakukan untuk mencari simpati dan perhatian orang lain yang akan tentu saja akan menguntungkan dirinya. Sum’ah adalah sifat kurang terpuji dihadapan Allah subhanahuwata’ala.
Kebiasaan orang munafik : bakhil dan enggan berinfak saat ini menggejala dikalangan masyarakat. Diantaranya karena kecintaan pada dunia dan harta benda. Mereka bekerja keras siang malam untuk mencari harta benda dan menumpuknya. Mereka menganggap kekayaan lahiriah sebagai simbol sukses. Mereka lupa bahwa saat ajal menjemput semua itu akan ditinggalkan.
Orang-orang munafik dengan sifat bakhilnya yang sangat mengagungkan harta benda serta hal-hal keduniawian. Mereka lupa bahwa hakikat kebakhilan adalah kemiskinan, karena harta benda yang dikumpulkannya adalah milik ahli warisnya. Ia hanya berhak atas selembar kain kafan yang membungkus tubuhnya di liang kubur. Dia akhiratpun orang bakhil tidak bisa menikmati manfaat dari hartanya, karena dia tidak pernah infaq dan sedekah dengan tulus ikhlas. Hanya siksa yang teramat pedih yang ia terima sebagai balasan atas sifat bakhilnya, perhatikan firman-Nya : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya dihari kiamat. Dan kepunyan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS.3:Ali Imran:180.
Sabda Rasulullah shalallahi ‘alaihi wassalam: “Orang yang dermawan itu dekat kepada Allah dan para makhluk, sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah dan makhluknya”. Serta sabdanya yang lain:”Orang-orang bakhil itu tidak akan bisa masuk surga, meskipun dia orang zuhud”.

Masih juga enggan berinfak? Terserah anda.

Abi Shaliha. Referensi : “Al-Quraan dan Terjemahnya”, Dept Agama RI 1971, Cet. 1984. “35 Karakter Munafik”, Fuad Kauma, Mitra Pustaka Yogyakarta, Cet III, Nov 2000.

Tidak ada komentar: