Jumat, 04 April 2008

Ayat-ayat Cinta

Saat Ayat-ayat Cinta (AAC) dimuat secara bersambung di Harian Republika beberapa tahun lalu tanggapan orang-orang biasa saja. Kemudian oleh Republika diterbitkan menjadi sebuah buku novel, mulailah novel karangan Habiburrahman El Shirazy menjadi best seller. Harian Kompas dan toko buku Gramedia mencatat best seller selama beberapa pekan. Novel ini dicetak sebanyak 160.000 eksemplar dan penulis mendapatkan royalti sebesar 1,5 milyar rupiah dari karyanya itu! Kesuksesan penjualan novel Ayat-ayat Cinta membuat Hanung Bramantyo sutradara muda memvisualkan ke layar lebar. Dan kesusksesan berikutnyapun diraih oleh film AAC yang fenomenal ini. Muncul fenomena baru gedung-gedung bioskop dipenuhi oleh penonton berjilbab dan pria berjenggot! Bahkan konon Habibie menyempatkan terbang dari Jerman ke Indonesia khusus untuk menonton film AAC. Sampai minggu ke dua bulan Maret 2008 film ini sudah ditonton oleh dua setengah juta orang berkarcis. Belum terhitung berapa juta lagi yang nonton dari film bajakannya yang laris manis terjual dipinggiran jalan.

“Apasih yang menarik dari film AAC?” pertanyaan kebanyakan orang tentang fenomena AAC. “Ini baru film islami!”, jawab seorang teman. “Ajak istri antum nonton biar ngerti makna poligami, he he”, jawab teman yang lain.

Benarkah film AAC islami? Kalau menceritakan kisah cinta orang Islam, it’s OK, tapi kalau disebut film islami saya rasa belum!. Film yang mengisahkan Fahri bin Abdillah (Fedi Nuril) seorang mahasiswa Indonesia yang berusaha menggapai gelar masternya di Universitas Al Ahzar Kairo. Fahri seorang pemuda sederhana yang memegang teguh prinsip hidup islami dan kehormatannya. Sosok Fahri yang lurus, cerdas dan simpatik membuat beberapa gadis ‘jatuh hati’. Sebut saja Maria Girgis (Carissa Putri). Gadis Mesir tetangga satu flat yang beragama Kristen Koptik tapi suka Al Quran bahkan hafal Surat Maryam. Dia sangat mengaggumi Fahri. Kekaguman yang berubah menjadi cinta. Lalu ada Nurul binti Ja’far Abdur Razaq (Melanie Putria), anak seorang kyai terkenal teman kuliahnya di Al Azhar. Sebenarnya Fahri menaruh hati pada gadis manis ini. Sayang karena mindernya, ia merasa hanya anak penjual tape membuatnya tidak pernah menunjukkan rasa apa pun pada Nurul. Sementara Nurul pun menjadi ragu dan selalu menebak-nebak. Setelah itu ada Noura bin Bahadur (Zaskia Adya Mecca), tetangga yang selalu disika Ayahnya sendiri. Fahri berempati penuh dengan Noura dan ingin menolongnya. Sayang hanya empati saja, tidak lebih. Namun Noura mengharap lebih dari sekedar empati. Dan perasaan cinta tak terbalas ini nantinya ini menjadi masalah besar ketika Noura memfitnah Fahri telah memperkosanya.
Akhirnya muncullah Aisha (Rianti Cartwright). Gadis bercadar bermata indah yang menyihir Fahri. Sejak sebuah kejadian di metro, saat Fahri membela Islam dari tuduhan kolot dan kaku, Aisha jatuh cinta pada Fahri. Dan Fahri pun menambatkan hatinya pada muslimah Jerman ini..

AAC islami ketika masih berupa cerita dalam novel. Tapi ketika menjadi film, AAC belum bisa dikatakan film islami!. Dalam novel semua alur cerita hanyalah berupa rangkaian kata yang tidak kongkret secara visual. Pembacalah yang mevisualkan dalam angan masing-masing. Tapi ketika AAC menjadi film, semua penonton dipaksa mengikuti visualisasi cerita sesuai persepsi sutradara. Proses visualisasi membutuhkan pemeran (aktor/aktris) dan disinilah menjadi tidak islaminya sebuah film. Ketika sutradara harus memvisualkan adegan-adegan yang wajar dilakukan bagi muhrim sesuai alur cerita, kelihatannya biasa saja tanpa masalah. Seperti keseharian tokoh Aisha, dalam cerita ia tampak islami karena selalu berjilbab dan bercadar, tapi saat adegan di dalam kamar ia biarkan rambunya terbuka (tanpa peduli pada penonton yang bukan muhrimnya). Kemudian adegan berpeluk-cium malam pertama suami istri Fahri dan Aisha, dalam alur cerita mereka muhrim, tapi sesungguhnya mereka adalah Ferdi Nuril dan Rianti Cartwright yang bukan muhrim!. Memang seperti dikehidupan nyata ajaran Islam belum bisa diterapkan secara kaffah, apalagi pada sebuah film.

Nilai lebihnya: cerita AAC sarat dakwah Islam dan cukup bagus merangkai kisah poligami dari tokoh utama cerita. Poligami yang selama ini selalu ditentang istri, di AAC justru poligami diusulkan oleh istri (Aisha) sebagai sebuah solusi untuk masalah pelik yang dihadapi suaminya (Fahri), tentu saja dengan segala resiko yang dialami Aisha.

Yaah... paling tidak AAC sebagai alternatif dari tema horor yang mendominasi film nasional saat ini. (Djoko SD)

Album Kegiatan

Kajian Islam Bulanan FUI TKJ bersama Henry Shalahuddin, MA
Setelah sukses menyelenggarakan kajian khusus Muharram 1429 H – pada tgl. 6 Januari lalu, Forum Ukhuwah Islamiyah TKJ kembali menyelenggarakan Kajian Islam bertema ‘Ilmu sebagai dasar berIslam’. Sebagai pembicara adalah Henri Shalahuddin, MA peneliti INSISTS, Dosen STID, Dosen Tamu Pascasarsajana UI & UIK Bogor serta penulis buku “Al Quran Dihujat”.
Henri Shalahuddin dalam kesempatan ini membahas masalah ilmu sebagai dasar berislam secara detail dengan disertai contoh-contoh yang benar maupun yang menyimpang melalui slide presentasi yang menarik. Acara yang dimulai ba’da Isya dan berlangsung sampai jam 11 malam. (DS)

Tabligh Akbar Forsimata Blok VI bersama Ust. Drs. Syamsudin, M.Ag di Masjid Al’Ashr
Forum Silaturahmi Majlis Taklim (ibu-ibu) TKJ (Forsimata) menyelenggarakan acara tabligh bulanan. Acara dilaksanakan Ahad, 20 Januari 2008 lalu bertempat di Masjid Al-’Ashr. Pembicara Ust. Drs. Syamsudin, M.Ag menyampaikan kiat-kiat mendidik anak menjelang usia akil baliq. Acara diisi dengan tanya jawab dan cukup mendapat respon bagus dari peserta. (DS)

Tabligh Akbar Forsimata Blok V bersama Ust. Abu Zubaidah dari DDII Jakarta
Forsimata Blok V menyelenggarakan acara tabligh bulanan. Acara dilaksanakan Ahad, 17 Februari 2008 lalu bertempat di Masjid Al-’Ashr. Pembicara Ust Abu Ubaidah dari DDII Jakarta. Tema ceramah tentang manajemen qolbu. (DS)

Tausiyah Maulid Nabi bersama Ust. Drs. H. Tb. Zaky Syam di Masjid Al-Iqro
Pada hari Kamis, 20 Maret 2008 lalu, selepas shalat Isya, dilaksanakan Tausiyah Maulid Nabi Muhammad saw di Masjid Al-Iqro’ TKJ. Sebagai pembicara Ust. Drs. H. Tb. Zaky Syam. Pada kesempatan itu Ustadz Zaky menekankan pentingnya kita mencintai dan meneladani dan membela Nabi saw seperti yang dilakukan para sahabat Nabi terdahulu. Tausiyah menjadi menarik karena didukung media audio-visual. Acara dihadiri oleh umat Islam TKJ dan wakil dari beberapa DKM. (DS)

Tabligh Akbar Forsimata Blok IV bersama Ust. Yusuf Mansyur di Mushola Al-Ikhlas
Forsimata kembali menyelenggarakan acara tabligh dalam rangka Maulid Nabi saw. Acara dilaksanakan Ahad, 23 Maret 2008 lalu bertempat di Mushola Al-Ikhlas menghadirkan Ust. Yusuf Mansyur. Ustadz yang dikenal dengan ‘Ustadz Sedekah’ ini hadir terlambat dari waktu yang dijadwalkan. Walaupun harus menunggu hampir 3 jam, ibu-ibu peserta setia menunggu dan mengikuti acara sampai selesai menjelang Ashar. (DS)

Info Komunitas

Pilkades Puspasari 2008: Aman, Lancar dan ... Semoga Amanah

Puspasari for-U : Ahad, 30 Maret 2008 lalu di Kavling Pertanian Jl. Raya Karanggan telah dilaksanakan Pilkades Puspasari. Pesta demokrasi rakyat ini diikuti oleh 6 calon Kepala Desa dan diikuti oleh 5.775 pemilih dari jumlah 7.968 hak pilih yang ada (Quorum 5.312).
Pemungutan suara yang berlangsung sejak pagi sampai tengah hari berjalan lancar. Selanjutnya dilakukan penghitungan suara yang selesai sampai sekitar pukul sembilan malam.
Dari hasil perolehan suara yang syah, Calon Kepala Desa No. 6 - Bp.Yo Rachman mendapat suara terbanyak yaitu 2.117 suara, peringkat ke 2 No. 5 - Bp. Cecep Supriadi dengan 1.335 suara, peringakat ke 3 No. 3 - Bp. Ir.H. Nusyirwan dengan 878 suara, peringakat ke 4 No. 4 – Bp. H. Achmad Riva’i dengan 375 suara, peringkat ke 5 No. 1 – H.M. Sopijan dengan 346 suara dan peringakat ke 6 No. 2 Bp. Mizan, S.Sos dengan 314 suara. Suara yang tidak syah sebanyak 350 suara dan 40 suara blanko.
Harapan kita kepada Calon dengan suara terbanyak dan insya Allah terpilih menjadi Kades Puspasari agar dapat meneladani Rasulullah saw, memimpin Desa Puspasari dengan Jujur, bersih dan Amanah. Amin. (DS)


“ Kenari Cycling Club Jagorawi “ (KCCJ)

TKJ for-U: Info bagi yang gemar bersepeda, di lingkungan TKJ telah terbentuk “ Kenari Cycling Club Jagorawi “ (KCCJ). Saat ini beranggota sekitar 15 orang. Kegiatan dilakukan setiap Minggu pagi “ Bersepeda Ria “ menulusuri perkampungan dari mulai Cimanggis, Sentul, Gunung Pancar hingga ke Gunung Hambalang. Ada kenikmatan tersendiri ketika menulusuri perkampugan, perkebunan, sawah, sungai di pagi hari.
Bagi yang berminat dapat langsung bergabung setiap minggu jam 6.00 pagi berkumpul di Kastil TKJ. Contact person Bp. Indra Amboga HP 0811 190873 .(AR)

Awas! Anda terinfeksi 6 VIRUS MUNAFIK

Pengantar Redaksi:
Munafiq adalah sebutan Al-Quran untuk orang yang berpura-pura, artinya apa yang dikatakan tidak sesuai dengan yang dikerjakan dan apa yang dikerjakan tidak sesuai dengan hatinya. Mereka mengaku Islam tapi sesungguhnya mereka kafir, mereka mengaku teman orang soleh padahal mereka musuh. Tokoh munafiq pada jaman Rasulullah saw yang terkenal adalah Abdullah ibnu Ubay. Firman Allah swt dalam Al-Quran Surat 9:101, tentang golongan munafiq : mendapat siksaan dua kali di dunia, yaitu karena mengaku sebagai orang beriman mereka tersiksa harus mengerjakan perintah dan larangan Allah swt di depan orang lain yang sebenarnya mereka membencinya; kedua : mereka selalu cemas kalau rahasianya terbuka. Sedangkan di akhirat orang-orang munafik akan disiksa dengan siksaan yang berat.
Secara khusus Al-Quran pada Surah Munaafiquun (QS:63) membahas tentang sifat-sifat orang munafik seperti : sombong, suka bersumpah palsu, pendusta, kikir, suka menyalahi janji dan berkhianat.
Sebagai pengingat bagi pembaca dan khususnya penulis sendiri dan agar kita tidak terinfeksi virus munafik, rubrik “WARNING! VIRUS MUNAFIK MENJANGKITI ANDA!” akan memaparkan sifat-sifat orang munafik secara serial pada setiap terbitan. Semoga Allah swt menghindarkan kita dari sifat-sifat munafik, Amin. Selamat mengikuti.

Enam Bentuk Kemunafikan
Kemunafikan yang berkaitan dengan keimanan menurut Syeikh Abdullah bin Baz, Syeikh bin ‘Utsaimin, dan Syeikh bin Jibrin ada enam macam. Orang yang durhaka dengan melakukan salah satu bentuk kemunafikan ini akan berada di dasar neraka yang paling bawah. Bentuk-bentuk kemunafikan itu sebagai berikut:
1. Menolak atau tidak mengimani Rasulullah saw.
2. Menolak sesuatu yang dibawa atau yang disampaikan Rasulullah saw.
3. Memiliki rasa benci kepada Rasulullah saw.
4. Memiliki rasa benci kepada sesuatu yang dibawa atau disampaikan Rasulullah saw.
5. Merasa senang apabila ajaran agama yang dibawa Rasulullah saw berkurang atau menjadi lemah.
6. Merasa tidak senang jika ajaran yang dibawa Rasulullah saw menjadi kuat dan memperoleh kemenangan.
Mudah-mudahan kita semua terjauh dari perasaan, pemikiran dan perilaku dari 6 bentuk kemunafikan di atas. Amin.

(Bahan : Syekh Abdullah bin Baz, dkk. ‘Pedoman Ibadah Muslimah’ (Judul asli : Islamic Fatawa Regarding Women), Penerbit Khairul Bayan, 2004.)

H.A. Ruchiyat

tetap terus beraktifitas ...

Bagi warga blok IX dan X Taman Kenari Jagorawi sosok bapak dengan 4 orang putra ini begitu familiar, di usia 66 tahun beliau masih energik, nampak tidak termakan oleh usia. Pengalamannya bertugas di lingkungan TNI AD hingga masa tugasnya selesai, mungkin itulah yang senantiasa membuatnya terlihat energik. Bapak H. A.Ruchiyat tentu sangat bersyukur di usia diatas rata-rata warga TKJ masih diberi nikmat kesehatan dan kesempatan untuk berbuat sesuatu yang bermakna. Menurut beliau “Kita mau apa lagi sih di dunia ini, selain memperbanyak amal, bukankah itu sudah merupakan perintah agama kita”. Memang benar apa yang beliau sampaikan, bahkan ketika For-U akan mengadakan wawancara, ternyata beliau tidak di rumah, saat itu beliau sedang di Kantor Desa Puspasari mengikuti rapat Pilkades, beliau hadir sebagai salah seorang panita Pilkades. Jabatan saat ini selain sebagai Ketua RW 12, juga menjabat sebagai Pembina Yayasan Kaffah dan Pembina DKM At-Tamimmah. Pak Ruchiyat nampaknya begitu mudah untuk beradaptasi dengan lingkungan, bahkan tanpa sungkan beliau pernah memberanikan diri turut serta kelompok bersepeda menelusuri kampung-kampung dengan medan yang cukup berat, padahal sepeda yang beliau tumpangi bukan untuk medan yang berat. Suami dari Hj. Emmy S. ini sebisa mungkin untuk selalu hadir dalam setiap momen untuk memberikan sumbangsihnya sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Ada seberkas harapan dan kegembiraan tersirat di hati beliau, ketika disampaikan akan terbit sebuah media komunikasi dan informasi warga muslim TKJ yang diluncurkan oleh Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) Taman Kenari Jagorawi. Beliau berharap dengan adanya media ini dapat terus membangun dan mengembangkan tali silaturahim yang telah terbina selama ini. Untuk itu beliau berpesan agar segenap warga baik melalui DKM atau pengurus RT/RW setempat memberikan dukungan agar media bulletin ini dapat terus hadir.(AR)

Indahnya Keluarga Sakinah

“Selamat menempuh hidup baru, semoga Allah memberkahi dengan keluarga Sakinah, Mawaddah wa Rohmah”.

Ucapan selamat dan doa bagi pasangan yang menikah ini sangat populer. Tapi apa dan bagaimanakah sebetulnya yang dimaksud dengan keluarga Sakinah itu?
Kata sakinah berasal dari akar kata yang terdiri atas huruf sin, kaf, dan nun yang mengandung makna ketenangan, atau anonim dari guncang dan gerak. berbagai bentuk kata yang terdiri atas ketiga huruf tersebut semuanya bermuara pada makna di atas. Rumah dinamai maskan karena ia merupakan tempat untuk meraih ketenangan setelah sebelumnya sang penghuni bergerak (beraktivitas di luar).
Salah satu tujuan orang berumah tangga adalah untuk mendapatkan sakinah atau ketenangan dan ketentraman tersebut. Dalam Alquran Allah berfirman, Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tentram kepadanya, dan dijadikan-Nya di antaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir (QS. Ar-Rum [30]: 21).

Keluarga Sakinah. Telah menjadi sunatullah bahwa setiap orang yang memasuki pintu gerbang pernikahan akan memimpikan keluarga sakinah. Keluarga sakinah merupakan pilar pembentukan masyarakat ideal yang dapat melahirkan keturunan yang shalih. Di dalamnya kita akan menemukan kehangatan, kasih sayang, kebahagiaan, dan ketenangan yang akan dirasakan oleh seluruh anggota keluarga.
Memang tidak mudah mem-bangun keluarga semacam ini. Banyak pengorbanan dan proses yang panjang untuk mewujudkannya. Proses ini tidak hanya terbatas pada saat telah menikah saja, tapi diawali pula dengan kesiapan tiap-tiap individu (calon suami dan calon istri) untuk mempersiap-kan ilmu, ekonomi, dan mental secara baik. Tak kalah pula “ketepatan” memilih calon pendamping. Setelah menikah suami sebagai pemimpin keluarga, maupun istri atau ibu sebagai pendamping sang pemimpin harus bekerja keras men-dapatkannya. Selain itu anak pun harus dilibatkan dalam memperjuang-kannya.

Keluarga sakinah melahirkan generasi tangguh. Anak-anak yang berkualitas hanya akan lahir dari keluarga yang berkualitas pula. Di sini, keluarga sakinah menjadi “sistem’ terpenting untuk mewujudkan lahirnya anak-anak berkualitas tersebut. Di dalamnya terdapat nilai-nilai seperti cinta, kasih sayang, komitmen, tanggung jawab, saling menghormati, kebersamaan dan komunikasi yang baik. Keluarga yang dilandasi nilai-nilai tersebut akan menjadi tempat terbaik bagi anak-anak untuk dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.

Agar Tercipta Keluarga Sakinah. Untuk menciptakan keluarga sakinah ada beberapa aspek yang harus diperhatikan, di antaranya: Seluruh komponen rumah tangga harus mampu mengelola semua perbedaan yang ada menjadi sebuah sinergi sinergi yang menguntungkan dan saling menguatkan.
Perlu menghindarkan sikap menonjolkan diri atau mengganggap dirinya paling penting dan berpengaruh di keluarga. Sikap ikhlas menjadi modal dasar yang utama, terutama bagi orang tua dalam mendidik anak.
Orang tua harus mampu memberikan teladan yang baik bagi anak-anaknya. Teladan yang baik dari orang tua akan mempengaruhi perkembangan mental dan spiritual anak.
Harus ada kesabaran dari orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Bila kita memiliki kelebihan dana atau keuangan dalam keluarga, sebaiknya digunakan untuk ibadah (zakat, infak, sedekah, dan lainnya), selain menjadikan rumah sebagai sarana belajar dan menambah ilmu.
Selalu mengikuti perkembangan anak dan kita bekali mereka dengan ilmu (agama dan dunia). Tanamkanlah nilai-nilai moral dan agama kepada anak-nak kita teruatam ketika masih dalam tarap perkembangan. Ketika mereka remaja usahakan agar diri kita bisa menjadi sahabat atau teman terbaik mereka, untuk berbagi (curhat).
Untuk membangun keluarga sakinah minimal ditunjang oleh teladan, cinta ilmu dan sistem yang islami.
Hanya rumah tangga sakinah-lah yang dapat menjadi fondasi tangguh bagi berdirinya masyarakat dan bangsa yang beradab, maju, dan beriman. Insya Allah!
(Kris,http://www.republika.co.id)

Apakah Antum senang Berjumpa dengan Allah ?

Renungan

Rasulullah saw. Bersabda : “Barang siapa yang senang untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah akan senang berjumpa dengannya, dan barang siapa yang enggan untuk berjumpa dengan Allah, maka Allah akan enggan berjumpa dengannya“
Yang dimaksud dengan “senang” disini yaitu manakala orang mu’min yang dicabut nyawanya, maka ia mendapatkan berita gembira dari keridhaan dan surga Allah, sehingga ia merasa lebih senang mati dari pada hidup di dunia.. Dalam situasi demikian Allah-pun dengan “senang” akan menjumpainya yakni dengan melimpahkan anugerah dan karunia kepadanya. Demikianlah pengertian kata “senang” bagi Allah, dan tidak boleh diinterpretasikan dengan senang secara harfiah karena “senang” itu merupakan kecenderungan jiwa, sedangkan hal itu tidaklah pantas dikaitkan dengan Allah.
Sedangkan yang dimaksud dengan “enggan” manakala orang kafir ketika dicabut nyawanya, maka akan diperlihatkan kepadanya ancaman siksaan yang akan ditimpakan kepadanya. Ia menangis , menyesali kesesatannya dan enggan untuk mati, maka Allah-pun “enggan” untuk berjumpa dengannya. Arti ‘enggan’ disini bahwa Allah akan menjauhkan dari RahmatNya dan kehendak untuk menyiksanya, bukan “enggan” secara harfiah yang tidak pantas dikaitkan dengan Allah.

Masjid At-Tammimah, Masjid Pertama di TKJ

Bila waktu shalat tiba, suara adzan bersautan dari beberapa masjid dan mushola, itulah yang kita dengar saat ini bila kita berada di kompleks perumahan Taman Kenari Jagorawi. Suasana itu tidak kita temui pada masa awal perumahan ini mulai dihuni.
Sekitar tahun 2002 bila hari libur jatuh pada Jumat, Masjid At-Tamimmah pasti luber. maklum waktu itu baru ada satu masjid di TKJ. Terlebih lagi sebelum dibangun Masjid At-Tamimmah, umat Islam TKJ terpaksa menjalankan sholat jumat di masjid-masjid di luar kompleks.

Sejarah Masjid At-Tammimah
Pada akhir tahun 1999 Perumahan Taman Kenari Jagorawi yang berlokasi di Desa Puspasari Kec. Citeureup Bogor mulai dipasarkan. Pengembang pada waktu itu membuat 2 (dua) rumah contoh yang saat ini rumah tersebut berlokasi di Blok VII. Kemudian pada akhir tahun itu pula PT. Sucofindo yang berlokasi di Jl. Raya Pasar Minggu Jakarta Selatan melakukan MOU dengan PT. Cibinong Griya Permai sebagai Pengembang Perumahan untuk dipasarkan kepada karyawan PT. Sucofindo (Blok IX dan X).
Sepanjang tahun 2000 terlebih dahulu dilakukan pembangunan rumah pada Blok IX dan X tersebut atau lebih dikenal dengan Blok Sucofindo, padahal dari sekitar 300an unit rumah hanya sepertiganya yang dipesan oleh karyawan PT. Sucofindo dan itupun tidak semuanya ditempati, jadi perlu diluruskan di sini bahwa Blok IX dan X merupakan bagian integral dari warga Taman Kenari Jagorawi.
Pada awal tahun 2001 hampir sebagian besar rumah di Blok IX dan X telah selesai dibangun, tetapi warga merasa ada sesuatu yang kurang sesuai dengan ‘site plan’ yang ditawarkan pihak pengembang yaitu adanya Musholla yang rencananya dibangun di belakang Blok IX (di sisi arcon yang berbatas dengan lahan Jasa Marga di pinggir tol).
Mungkin inilah kehendak Allah yang terbaik bagi warga muslim, ternyata site plan tersebut tidak dapat dilanjutkan karena setelah dilakukan pengukuran oleh Jasa Marga dan pihak pengembang ternyata area tersebut menjadi sangat sempit bahkan tidak memungkinkan untuk dibuat Musholla.
Dengan adanya kegigihan dari umat muslim saat itu dan karena Izin-Nya semata, maka Pihak Pengembang menawarkan untuk ‘tukar guling’ dengan ‘rest area’ yang saat ini menjadi lokasi berdirinya Masjid At Tammimah.
Alhamdulillah, dalam beberapa bulan Masjid tersebut dapat berdiri, dan nama At Tammimah diambil dari nama salah satu putra Direktur Teknik PT. Cibinong Griya Permai (Bp. Wahyu) yang kurang lebih berarti “kesempurnaan”. Kesempurnaan hanya milik Allah semata sedangkan manusia terutama umat muslim diwajibkan terus menerus bertekad menuju kesempurnaan dalam beribadah yaitu ‘hablun minallah’ serta ‘hablun minannaas’ (keseimbangan hubungan dengan Allah dan sesama manusia).

Mulai dibentuk Pengurus DKM
Pada tanggal 25 Zulhijjah 1422H atau bertepatan pada 9 Maret 2002M, dibentuk kepengurusan DKM At- Tammimah untuk periode 1423 H s/d 1424 H yang saat itu terpilih sebagai pengurus inti yaitu : Ketua : Ariady Arsal, Sekretaris : Andi Faisal dan Bendahara : Agung Himawan
Pada tanggal 15 Maret 2002 (02 Muharram 1423H) mulai diadakan kegiatan peringatan Tahun Baru Hijriah 1423 H - TKJ kegiatannya dipusatkan di Masjid At Tammimah diantaranya adalah aneka lomba serta Tabligh Umum.
Pada tanggal 27 Nopember 2004M / 14 Syawwal 1425H dikarenakan ‘hijrahnya’ Bapak Ariady Arsal ke Sulawesi Selatan, maka dibentuk Kepengurusan Baru DKM At Tammimah dengan Pengurus Inti : Ketua : Bp. H. Ruchiyat, Sekretaris : Bp. Andi Faisal dan Bendahara : Bp. Aang Gunawan.

Yayasan Kaffah
Seiring dengan perjalanan waktu dengan didasarkan untuk memperlancar perawatan sarana dan prasarana masjid, pengembangan potensi masjid dan pemberdayaan umat, maka jamaah masjid At-Tammimah bersepakat untuk mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama “Yayasan Kaffah” yang diartikan bahwa untuk perjuangan Islam memang memerlukan totalitas / semangat menyeluruh dari jiwa, raga dan harta kita.
Kepengurusan Yayasan Kaffah yaitu : Pembina / Pendiri : Bapak H. Ruchiyat, Bapak A. Manan Rachim (Alm) dan Bapak Nanang Somantri. Pengurus : Ketua : Bp. Damiri, Sekretaris Umum : Bp. Andi Faisal dan Bendahara Umum : Bp. Aang Gunawan
Sedangkan untuk Pengelolaan Masjid At Tammimah diserahkan kepada Bidang Keagamaan yang sekaligus sebagai Ketua DKM At Tammimah yaitu Bapak Asdik.
Kepengurusan ini dibentuk pada tanggal 20 Robiul Akhir 1426 H / 29 Mei 2005M untuk Masa Kepengurusan 1426 – 1430 H.
Sampai sekarang rutinitas kegiatan di Masjid At-Tammimah berjalan normal seperti penyelenggaraan ibadah, acara Peringatan Hari Besar Islam, serta TPA yang bertujuan membina calon generasi penerus kita sejak dini.
Kegiatan lainnya yang rutin diadakan setiap tahun antara lain peringatan Hari Besar Islam yang dalam penyelenggaraannya berkoordinasi dengan Masjid / Musholla yang ada di Taman Kenari Jagorawi , bersama Masjid Al-Ashr, Musholla Al-Ikhlash, Masjid Ats-Tsamaniyah, Masjid Al-Furqon dan Musholla Al-Iqro. Dua acara rutin yang biasa dikoordinasikan antar Masjid/Musholla adalah acara Pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha.
Semoga cita-cita kita untuk bersama-sama memakmurkan masjid mendapat Ridho dari Allah SWT, amin. Kami mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam penulisan ini dan kami ucapkan jazakallah khairan katsiran kepada seluruh jamaah yang berperan aktif dalam memakmurkan Masjid At Tammimah yang kita cintai bersama. Marilah terus kita tingkatkan amal ibadah kita.

Teks : Andi Faisal

Masjid At-Tammimah, Masjid Pertama di TKJ

Bila waktu shalat tiba, suara adzan bersautan dari beberapa masjid dan mushola, itulah yang kita dengar saat ini bila kita berada di kompleks perumahan Taman Kenari Jagorawi. Suasana itu tidak kita temui pada masa awal perumahan ini mulai dihuni.
Sekitar tahun 2002 bila hari libur jatuh pada Jumat, Masjid At-Tamimmah pasti luber. maklum waktu itu baru ada satu masjid di TKJ. Terlebih lagi sebelum dibangun Masjid At-Tamimmah, umat Islam TKJ terpaksa menjalankan sholat jumat di masjid-masjid di luar kompleks.

Sejarah Masjid At-Tammimah
Pada akhir tahun 1999 Perumahan Taman Kenari Jagorawi yang berlokasi di Desa Puspasari Kec. Citeureup Bogor mulai dipasarkan. Pengembang pada waktu itu membuat 2 (dua) rumah contoh yang saat ini rumah tersebut berlokasi di Blok VII. Kemudian pada akhir tahun itu pula PT. Sucofindo yang berlokasi di Jl. Raya Pasar Minggu Jakarta Selatan melakukan MOU dengan PT. Cibinong Griya Permai sebagai Pengembang Perumahan untuk dipasarkan kepada karyawan PT. Sucofindo (Blok IX dan X).
Sepanjang tahun 2000 terlebih dahulu dilakukan pembangunan rumah pada Blok IX dan X tersebut atau lebih dikenal dengan Blok Sucofindo, padahal dari sekitar 300an unit rumah hanya sepertiganya yang dipesan oleh karyawan PT. Sucofindo dan itupun tidak semuanya ditempati, jadi perlu diluruskan di sini bahwa Blok IX dan X merupakan bagian integral dari warga Taman Kenari Jagorawi.
Pada awal tahun 2001 hampir sebagian besar rumah di Blok IX dan X telah selesai dibangun, tetapi warga merasa ada sesuatu yang kurang sesuai dengan ‘site plan’ yang ditawarkan pihak pengembang yaitu adanya Musholla yang rencananya dibangun di belakang Blok IX (di sisi arcon yang berbatas dengan lahan Jasa Marga di pinggir tol).
Mungkin inilah kehendak Allah yang terbaik bagi warga muslim, ternyata site plan tersebut tidak dapat dilanjutkan karena setelah dilakukan pengukuran oleh Jasa Marga dan pihak pengembang ternyata area tersebut menjadi sangat sempit bahkan tidak memungkinkan untuk dibuat Musholla.
Dengan adanya kegigihan dari umat muslim saat itu dan karena Izin-Nya semata, maka Pihak Pengembang menawarkan untuk ‘tukar guling’ dengan ‘rest area’ yang saat ini menjadi lokasi berdirinya Masjid At Tammimah.
Alhamdulillah, dalam beberapa bulan Masjid tersebut dapat berdiri, dan nama At Tammimah diambil dari nama salah satu putra Direktur Teknik PT. Cibinong Griya Permai (Bp. Wahyu) yang kurang lebih berarti “kesempurnaan”. Kesempurnaan hanya milik Allah semata sedangkan manusia terutama umat muslim diwajibkan terus menerus bertekad menuju kesempurnaan dalam beribadah yaitu ‘hablun minallah’ serta ‘hablun minannaas’ (keseimbangan hubungan dengan Allah dan sesama manusia).

Mulai dibentuk Pengurus DKM
Pada tanggal 25 Zulhijjah 1422H atau bertepatan pada 9 Maret 2002M, dibentuk kepengurusan DKM At- Tammimah untuk periode 1423 H s/d 1424 H yang saat itu terpilih sebagai pengurus inti yaitu : Ketua : Ariady Arsal, Sekretaris : Andi Faisal dan Bendahara : Agung Himawan
Pada tanggal 15 Maret 2002 (02 Muharram 1423H) mulai diadakan kegiatan peringatan Tahun Baru Hijriah 1423 H - TKJ kegiatannya dipusatkan di Masjid At Tammimah diantaranya adalah aneka lomba serta Tabligh Umum.
Pada tanggal 27 Nopember 2004M / 14 Syawwal 1425H dikarenakan ‘hijrahnya’ Bapak Ariady Arsal ke Sulawesi Selatan, maka dibentuk Kepengurusan Baru DKM At Tammimah dengan Pengurus Inti : Ketua : Bp. H. Ruchiyat, Sekretaris : Bp. Andi Faisal dan Bendahara : Bp. Aang Gunawan.

Yayasan Kaffah
Seiring dengan perjalanan waktu dengan didasarkan untuk memperlancar perawatan sarana dan prasarana masjid, pengembangan potensi masjid dan pemberdayaan umat, maka jamaah masjid At-Tammimah bersepakat untuk mendirikan sebuah Yayasan yang diberi nama “Yayasan Kaffah” yang diartikan bahwa untuk perjuangan Islam memang memerlukan totalitas / semangat menyeluruh dari jiwa, raga dan harta kita.
Kepengurusan Yayasan Kaffah yaitu : Pembina / Pendiri : Bapak H. Ruchiyat, Bapak A. Manan Rachim (Alm) dan Bapak Nanang Somantri. Pengurus : Ketua : Bp. Damiri, Sekretaris Umum : Bp. Andi Faisal dan Bendahara Umum : Bp. Aang Gunawan
Sedangkan untuk Pengelolaan Masjid At Tammimah diserahkan kepada Bidang Keagamaan yang sekaligus sebagai Ketua DKM At Tammimah yaitu Bapak Asdik.
Kepengurusan ini dibentuk pada tanggal 20 Robiul Akhir 1426 H / 29 Mei 2005M untuk Masa Kepengurusan 1426 – 1430 H.
Sampai sekarang rutinitas kegiatan di Masjid At-Tammimah berjalan normal seperti penyelenggaraan ibadah, acara Peringatan Hari Besar Islam, serta TPA yang bertujuan membina calon generasi penerus kita sejak dini.
Kegiatan lainnya yang rutin diadakan setiap tahun antara lain peringatan Hari Besar Islam yang dalam penyelenggaraannya berkoordinasi dengan Masjid / Musholla yang ada di Taman Kenari Jagorawi , bersama Masjid Al-Ashr, Musholla Al-Ikhlash, Masjid Ats-Tsamaniyah, Masjid Al-Furqon dan Musholla Al-Iqro. Dua acara rutin yang biasa dikoordinasikan antar Masjid/Musholla adalah acara Pelaksanaan Sholat Idul Fitri dan Idul Adha.
Semoga cita-cita kita untuk bersama-sama memakmurkan masjid mendapat Ridho dari Allah SWT, amin. Kami mohon maaf apabila terdapat kekeliruan dalam penulisan ini dan kami ucapkan jazakallah khairan katsiran kepada seluruh jamaah yang berperan aktif dalam memakmurkan Masjid At Tammimah yang kita cintai bersama. Marilah terus kita tingkatkan amal ibadah kita.

Teks : Andi Faisal

Kamis, 03 April 2008

Indahnya Ukhuwah Islamiyah di TKJ

Bagi sebagian warga yang telah menempati Perumahan Taman Kenari Jagorawi (TKJ) sejak awal, sekitar tahun 2001 tentu banyak mengalami suka duka. Tetangga belum ada, fasilitas umum/sosial belum tersedia, jalan lingkungan belum tertata dan masih banyak kendala kendala lain yang muncul. Kondisi tersebut memang fenomena umum di sebuah
lingkungan perumahan baru. Bagi umat Islam salah satu poin yang senantiasa menjadi pertimbangan memilih rumah di satu kawasan
yakni adanya sarana ibadah berupa Masjid. Bahkan pilihan kavling yang dekat dengan Masjid juga merupakan kriteria utama bagi calon penghuni.

Dibangun masjid pertama : At-Tammimah
Pada awalnya di TKJ belum tersedia sarana ibadah Masjid. Tetapi karena ibadah dan taklim adalah kebutuhan seorang muslim, beberapa warga berinisiatif melaksanakan pengajian dari rumah ke rumah. Selain sebagai kegiatan ibadah sarana itu sekaligus untuk silaturahim dan saling mengenal. Biasanya bila jalinan tali silaturahim sebuah komunitas telah terbangun, apapun yang menjadi kepentingan bersama akan mudah dilaksanakan.
Dan hal itu telah dibuktikan oleh komunitas yang pertama menghuni TKJ yaitu di Blok IX dan Blok X (Blok Sucofindo). Berkat kesungguhan dan tali silaturahim yang terbentuk, warganya berhasil mendorong pihak Developer untuk segera mendirikan Masjid di komplek perum TKJ. Masjid pertama di TKJ itu sekarang bernama Masjid Attamimmah.
Alhamdulillah keberadaan Masjid Attamimmah buat segenap kaum Muslimin/Muslimat di lingkungan Blok IX/X dan TKJ secara keseluruhan waktu itu tentunya patut disyukuri. Dengan semakin bertambahnya pemukim, berdirinya Masjid Attamimmah sebagai Masjid pertama di lingkungan TKJ secara tidak langsung membentuk pula jalinan silaturahim antar Blok/RW. Sekitar tahun 2002-2003 At-Tammimah menjadi sentra kegiatan yang bernuansa keislaman di lingkungan TKJ.

Masjid Al'Ashr
Di blok V, VI, VII & VII (sekarang RW XI) sebagian warga muslim juga melakukan hal yang sama yakni pengajian dari rumah ke rumah secara bergantian, dari pengajian anak anak sampai orang tua. Bahkan ketika bulan Ramadhan tiba sholat Tarawih pernah dilaksanakan di rumah warga dan di Kastil. Saat itu walau kondisinya darurat, semangat warga melaksanakan ibadah begitu memberi harapan akan nikmatnya membangun sebuah tali silaturahim.
Dari perbincangan dengan dilandasi semangat silaturahim dan keinginan bersama membangun sebuah komunitas Muslim di lingkungan TKJ, tercetus perlunya membangun sebuah Masjid kedua. Singkat kata saat itu warga begitu mudah untuk saling bahu membahu mewujudkan keinginan bersama tersebut, akhirnya terbentuklah Panitia Pembangunan Masjid yang melibatkan warga dari beberapa blok, dan pada tanggal 25 Mei 2002 dilaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Masjid Al ‘Ashr Sampai kinipun Al’Ashr masih terus menyempurnakan bangunannya.

Masjid dan Mushola terus bertambah di TKJ
Setelah Masjid kedua (Al Ashr) berdiri, dan sejalan dengan makin bertambahnya pemukim, kondisi serupa dengan riwayat kedua Masjid tersebut diatas muncul kembali di beberapa Blok. Dengan kata lain buah dari silaturahim yang telah terbentuk berhasil membangun ukhuwah Islamiyah di TKJ. Berikutnya berdirilah Musholla Al Ikhlas yang menempati lahan Fasos pinggir jalan tol di Blok IV, Masjid Al Furqon yang sama berada di pinggir jalan tol dan lokasinya paling ujung di Blok III, Masjid Ats-Tsamaniah di lingkungan Blok VIII dan paling bungsu Masjid Al Iqra Blok I yang menempati lokasi sangat strategis di bulevar TKJ.

Lahirnya FUI TKJ
Selain melakukan berbagai kegiatan ibadah & dakwah di masing-masing DKM, setahun minimal dua kali Panita Bersama DKM se TKJ melaksanakan kegiatan Shalat ‘Ied. Dari kebersamaan ini maka tahun 2005 muncul ide untuk membentuk forum bersama. Ide itu akhirnya dicetuskan pada tanggal 20 November 2005 bertempat di Masjid Al’Ashr dan dideklarasikan wadah Forum Ukhuwah Islamiyah (FUI) TKJ. Berikutnya pada tanggal 27 November 2005 di Masjid At-Tammimah terpilih susunan kepengurusan FUI-TKJ yaitu Ketua Bp. A. Rahman (Masjid Al’Ashr), Sekretaris Bp. Sobari (Masjid Ats-Tsamaniyah) dan Bendahara Bp. Ahmad (Mushola Al-Ikhlas).

Masjid telah (banyak) berdiri di TKJ, what next ?
Kita coba menerawang kembali ke masa TKJ belum ada masjid yang berdiri, betapa semangatnya kita ingin memiliki sarana ibadah itu. Alhamdulillah berkat usaha, pemikiran dan pengorbanan materi dari umat Islam TKJ, Allah swt mengabulkan keinginan itu dan sekarang sudah berdiri megah dan indah enam buah bangunan masjid-mushola. What next ? Tugas kita sekarang adalah memakmurkannya, minimal kita datangi di waktu shalat 5 waktu, khususnya saat kaum muslimin sedang berada di rumah. Kalau bukan kita yang memakmurkan lalu siapa lagi? (Team Sajian Utama for-U)

Niat dan Basmallah

Setiap gerak-gerik dan akitifitas manusia pada awalnya adalah sebuah niat. Niat baik menghasilkan perbuatan baik dan perbuatan burukpun diawali dari niat buruk.

“Setiap perkara yang berguna akan terputus (amal ibadahnya) jika tidak dimulai dengan ‘Basmallah’.” (Al Hadis)

Dari segi bahasa, niat berarti menyengaja, yaitu menyegajakan diri untuk melakukan sesuatu perbuatan dengan sadar, tanpa paksaan. Niat juga sering diartikan sebagai keinginan hati untuk menjalankan sebuah aktifitas tertentu, sesuai dengan motif yang diinginkan, baik itu untuk memperoleh kebaikan atau menghindarkan kemungkaran. Dalam pengertian yang lebih spesifik, niat dari seorang muslim berarti sebuah keinginan kuat (motivasi) untuk mengerjakan suatu aktifitas tertentu (yang benar & baik) dalam rangka mencari ridla Allah SWT, dan untuk memenuhi panggilan dan perintah-Nya.
Pada dasarnya setiap aktifitas manusia, selalu melibatkan hati, lisan dan seluruh tubuh sebagai pelaksana sebuah kegiatan. Hati atau batin adalah yang pertama memiliki keinginan kuat untuk melakukan sesuatu berupa niat. Setelah itu lisan menyebut basmallah yaitu: Bismillahir rahmanir rohim sebagai awal dan selanjutnya seluruh organ tubuh beraktifitas untuk mewujudkan niat tersebut.
Dalam sebuah hadits disebutkan, “Niat seorang mukmin jauh lebih utama(penting) dari pada perbuatan yang akan dilakukannya” [ HR. Baihaqy, dalam kitab “Syu’ab Al-Iman”, No. Hadits: 6859]. Karena niat mampu menggerakkan, sekaligus menentukan gerak langkah anggota seluruh tubuh untuk melakukan sesuatu, baik berupa amal soleh yang terpuji maupun perbuatan munkar yang tercela.
Rasulullah saw bersabda :”Segala amal tergantung dari niatnya”, atau dapat diterjemahkan nilai perbuatan seseorang tergantung pada komitmen batinnya. Berawal dari niat, sebuah kegiatan biasa bisa bernilai ibadah ataupun sekedar beraktifitas tanpa nilai. Saat kita berniat ingin duduk-duduk di masjid, nilai aktifitas kita ya sekedar duduk-duduk melepas lelah saja. Tapi bila saat akan ke masjid berniat i’tikaf, duduk-duduk di masjidpun akan bernilai ibadah dan mendapat poin pahala. Begitu pula kegiatan potong kuku, potong rambut dan jenggot yang dilakukan pada hari Jumat, apabila diniatkan untuk mengikuti sunah Rasulullah SAW kita akan dapatkan kerapian badan dan poin pahala dari Allah swt. Tapi bila tanpa niat sunah, ya hanya badan rapi saja yang kita dapat tanpa poin bonus.
Untuk mendapatkan bonus pahala ternyata tidak susah, untuk itu marilah setiap perbuatan baik kita niatkan sebagai ibadah dan kita mulai dengan membaca Basmallah. Selain beroleh pahala, poin lebihnya kita selalu terjaga dan menjaga diri dari perbuatan munkar sebagai komitmen kita akan niat melakukan suatu ibadah. Insya Allah... (Abi Shaliha)

Salam kami April 2008

Bismillahirrahmanirrohim

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Alhamdulillah atas ijin Allah Robul’alamin akhirnya nomor perdana majalah for-U (Forum Ukhuwah) dapat lahir dan sampai ketangan para pembaca semua.
Dengan bekal niat yang kuat ,for-U dapat lahir dari para bidan yang bukan profesional di bidang jurnalisme. Lebih tepatnya dari kalangan jurnalisme orang awam (citizen journalism), dengan gaya penyajian yang ringan tapi insya Allah tidak mengurangi kualitas informasi.

Sebagai landasan dari penerbitan ini Visi kami adalah :

 for-U bisa menjadi media Islam independen yang tidak berpihak pada Ormas, Partai maupun golongan Islam tertentu.

 for-U bisa menjadi media-muslim alternatif, khususnya di wilayah Citeureup Cibinong Gunung Putri- Bogor dsk. dan

Misi kami adalah :

 Menyebarkan dakwah Islam sebagai rahmatan lil’alamin.

Alhamdulillah berkat ridho Allah for-U ini dapat sampai ke tangan pembaca.
Mudah-mudahan, kehadiran for-U bisa menjadi oase bagi penyeru kebenaran, yakni orang-orang yang mengikuti jalan para Nabi dan Rosul SAW, tiada tujuan kami selain menyeru kepada kebaikan dan perbaikan menuju mardhatillah.
Sebagai jembatan informasi, for-U akan berarti bila ada komunikasi dialogis dengan pembaca, untuk itu kami nantikan kritik dan saran para pembaca sekalian.

Terima kasih, wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Citeureup, 6 April 2008
Redaksi