Jumat, 22 Agustus 2008

KH Hasan Basri, Ketua MUI Citeureup Bogor

Lebih dekat dengan …
KH. Hasan Basri
Ketua MUI Citeureup


Sejak terbitnya Majalah for U hingga edisi ke empat ini berbagai tanggapan berupa saran dan kritik diterima tim redaksi majalah for U. Salah satu tanggapan yang sangat berharga bagi tim redaksi adalah datangnya dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Citeureup KH.Hasan Basri. Beliau pernah menelepon langsung pimpinan redaksi majalah For U Djoko Sudarwo, sekaligus menyampaikan keinginannya untuk bertemu bahkan ingin ke kantor redaksi. Pada saat itu oleh pimpinan redaksi disampaikan bahwa redaksi For U belum memiliki kantor, saat ini masih beralamat di rumah. Jam kerjanya-pun di waktu senggang. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan Tim Redakasilah yang mendatangai kediaman Ketua MUI yang terletak di sebelah Masjid Nurul Iman, Jl. Mayor Oking Puspanegara Citeureup.
Sesuai dengan waktu yang tersedia Rabu malam tgl 9 Juli 2008 Tim redaksi Djoko Sudarwo dan Abdul Rahman diterima di rumah beliau. Berikut ini petikan wawancaranya.
For U (F) : Bagaimana pak Kyai melihat perkembangan umat Islam saat ini baik secara umum dan khususnya untuk umat Islam di Citeureup ?
KH. Hasan Basri (H) : Saat ini nampaknya pokok pokok ajaran Islam belum sampai seluruhnya atau belum menyentuh aspek kehidupan umat. Salah satu contoh ajaran yang terabaikan adalah mengenai adab/etika dalam membina rumah tangga. Seorang suami belum sepenuhnya dapat menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga yang dari padanyalah seharusnya keteladanan dimunculkan. Begitu juga peran dan ketaatan istri terhadap suami. Kehormatan keluarga, kelanggengan keluarga dalam membina keluarga sakinah mawadah warohmah seharusnya muncul dari istri dengan curahan kasih sayangnya.
(F ) : Bagaimana caranya agar ajaran etika/adab itu sampai ke umat secara utuh ?
(H ) : MUI Citeureup pernah menerbitkan buku kecil yang materinya bersumber dari kitab Subulussalam dan Fathulbahri berisi tentang hadist-hadist dengan sorotan utama tentang adab/etika. Dengan buku kecil tersebut diharapkan umat dapat memahami hal yang mendasar dalam membina keluarga sakinah mawadah wa rohmah.
(F) : Selain masalah etika/adab dalam membina rumah tangga, bagaimana pak Kyai melihat perkembangan da’wah di tengah tengah situasi global saat ini ?
(H) : Disinilah diperlukan sekali munculnya para Mujaddid yang senantiasa mencurahkan waktu dan tenaganya dalam berda’wah, baik bil lisan maupun bil hal. Secara pribadi saya melihat apa yang telah dilakukan oleh majalah For U adalah merupakan salah satu wujud dari para Mujaddid. Di tengah situasi global saat ini sangat diperlukan adanya orang atau kelompok yang memiliki kemampuan bersiasah agar dapat memetakan kondisi umat Islam sesungguhnya. Selain metode da’wah bil lisan yang telah berjalan selama ini, perlu diupayakan metode da’wah untuk kaum marginal yang terpinggirkan seperti para tukang becak, pedagang pedagang kecil, dhuafa dlsb. Kepada mereka perlu dilakukan upaya jemput bola, datangi mereka, sapa mereka, sampaikan dakwah kepada mereka dan ajak berdialog mencari solusi ke arah kehidupan dunia akhirat yang lebih baik.
Berbincang-bincang dengan KH Hasan Basri Ketua MUI Kec. Citeureup periode 2006-2010 sungguh menyejukkan, banyak ilmu serta nasehat yang kami peroleh. Disamping ilmu agama yang ’mumpuni’ ayah 5 orang putra-putri ini memiliki wawasan luas. Ulama yang saat ini telah berusia 60 tahun dan Putra asli Citeureup ini bukan tipe ’Ulama teori’, tetapi amaliyah prakteknya sejalan dengan ilmunya. Dari kiprahnya di dunia pendidikan, renovator masjid Ash Shoheh, soal kebersihan Citeureup, dunia kontraktor, pemasok bahan makanan ke hotel/restoran sampai pengasuh majelis taklim semuanya beliau jalani dengan penuh kesungguhan. Dan kesungguhan inilah yang membuat beliau beserta istri sukses mendidik kelima putra-putrinya menjadi sarjana.

A. Rahman/Djoko SD

Tidak ada komentar: