Kamis, 08 Mei 2008

Masjid Al ‘Ashr

Masjid Kedua di TKJ

Komunitas muslim dan bangunan masjid adalah dua hal yang tak dapat dipisahkan. Pada tahap awal pembangunan kompleks perumahan Taman Kenari Jagorawi yang paling dahulu dihuni adalah blok VI, VII dan VIII selain Blok IX dan X. Karena di area ini belum memiliki masjid pada bulan Ramadhan 2001, warga Blok VI dan VIII menjalanan Jamaah salat Tarawih di rumah kediaman Bp. Dwiyanto Blok VI. Saat itu rumah sedang dibangun dan salat jamaahpun digelar dengan kondisi apa adanya. Pada bulan Ramadhan tahun 2002 saat Blok V sudah mulai dihuni, shalat tarawih digelar di Kastil TKJ. Jamaah shalat pada waktu itu kebanyakan dari blok V, VI, VII dan VIII. Keakraban diantara jamaah mulai terjalin. Seiring dengan berakhirnaya Ramadhan, maka berakhir pula silaturrahim yang sudah dibina di kastil tersebut. Namun beberapa jamaah berinisiatif agar tetap sering bertemu. Dari pertemuan pasca ramadhan terbentuklah Panitia Persiapan Pembangunan Masjid, dalam rangka persiapan membentuk Panitia Pembangunan Masjid. Untuk memudahkan dalam urusan perjinan serta mencari bantuan dana dan donatur, perlu dibuat sebuah lembaga berbadan hukum dan dibentuklah Yayasan Al Ashr, nama Al Ashr disepakati karena panitia selalu berkumpul pada waktu ba’da salat Ashr. Terpilih sebagai pengurus inti Yayasan Al ‘Ashr adalah: Ketua : Drg. Hardiyono, SpBM; Sekretaris : A. Rahman dan Bendahara : Drs. Mahbub.

Terbentuk Panitia Pembangunan Masjid Al Ashr. Atas dasar keinginan yang begitu kuat untuk segera memiliki masjid sendiri maka dibentuk Panitia Pembangunan masjid Al Ashr dengun Pengurus Inti : Ketua : H. Edi Yunus, Psi.; Sekretaris : M. Aris, Bendahara : Drs. EC Damiri; Bidang-bidang : Teknik : Ir. Rahmadi; Dana : Drs. Djoko Sudarwo dan Pembangunan : M. Attaufiqi, SE.

Setelah panitia terbentuk maka pada tanggal 25/05/2003 dilaksanakan acara seremoni peletakan batu pertama di lokasi Lapangan Blok V-VI TKJ. Acara diawali pembacaan sambutan tertulis Bupati Bogor dilanjutkan peletakan batu pertama oleh Asisten Bupati Bid Pembangunan sebagai Wakil Bupati Bogor Bapak H. Agus Utara Efendi yang berhalangan hadir.
Pembangunan masjid mulai berjalan, target awal adalah pada Ramadhan 1424 (Oktober-November 2003) harus sudah bisa digunakan shalat Tarawih. Panitiapun grubag-grubug kejar tayang, menyebar proposal permohonan dana dan alhamdulillah dari hasil fun rising dari lokal TKJ dan dari luar dana mulai terkumpul. Dan dead line pun tercapai dengan kondisi masjid berlantai semen, bertiang kolom beton dan beratap terpal plastik biru siap menyongsong Ramadhan 1424 H! Memasuki Ramadhan 1424 H, pada malam pertama Salat tarawih (26/10/2003) adalah malam yang paling berkesan bagi Panitia Pembangunan dan Jamaah Masjid Al’Ashr. Pada detik-detik menjelang salat tarawih terjadi hujan yang sangat lebat ditambah angin kencang, dan yang terjadi …? Atap terpal plastik penuh dengan gelembung air bergantungan dan seisi masjid terkena tumpahan air dari atap yang bocor! Mirip sekali dengan suasana kebocoran Titanic! Setelah hujan mereda, ruangan dibersihkan dan dimulailah salat tarawih hari pertama… walaupun waktunya agak lambat tetapi jamaah tetap antusias dan solid. Ramadhan 1424 pun berjalan mulus sampai akhir. Subhanallah.
Panitia terus bekerja keras mencari dana pembangunan diantaranya mengirim Proposal ke Yayasan Al Hilal Al Ahmar di Uni Emirat. Khusus proposal ini Pak Hardiono terpaksa meminta bantuan kawannya untuk menterjemahkan Proposal ke Bahasa Arab… dan hasilnya alhamdulillah, proposal di ACC. Pada tanggal 23/12/2003 dimulailah peletakan batu pertama masjid berukuran 11 x 11 m sumbangan Yayasan Al Hilal Al Ahmar. Peletakan batu pertama oleh Bapak Zaenal, Camat Citureup. Posisi masjid sumbangan terletak di depan masjid swadaya yang sedang dibangun. Pembangunan masjid relatif cepat dan pada tanggal 18 Juli 2004 dilaksanakan serah terima dari Yayasan Al Hilal Al Ahmar kepada Panitia Pembangunan Masjid Al Ashr. Selain bangunan masjid diserahkan pula 2 lokal bangunan (Kelas & R. TU) yang menjadi cikal bakal SDIT Al Ashr .
Dibentuk Pengurus DKM Al Ashr. Sejalan dengan aktivitas yang mulai berjalan di Masji Al ‘Ashr, pada tanggal 11/01/2004 dilaksanakan Pelatihan Manajemen Masjid sekaligus pemilihan Pengurus DKM Periode 2004-2007. Pada hari Ahad itu terpilih pengurus inti : Ketua : H. Edi Yunus; Sekretaris : A. Rahman dan Bendahara: M. Attaufiqi.
Pada tahun 2005 untuk pertama kalinya masjid Al Ashr mulai dipergunakan untuk salat Jumat.
Oleh karena masa kepengurusan masjid telah selesai maka pada bulan Maret 2007 dipilih pengurus periode 2007-2010 dan ditetapkan pengurus inti : Ketua: H. Edi Yunus; Sekretaris : H. Agung Satrio dan Bendahara: Dodi Marzuki.
Program kegiatan DKM Al Ashr, disamping salat jamaah 5 waktu secara rutin menyelenggarakan salat Jumat, kajian Quran-Hadits setiap Sabtu Bakda Maghrib, Iktikaf dilanjutkan salat tahajut setiap Sabtu malam Minggu dan program bersama DKM se TKJ pada penyelenggaraan salat Id. (Teks & Foto : Djoko SD, bahan dari H. Edi Yunus)

Box: Dari Remaja Masjid ke Majlis Anak Sholeh ...
Remaja Masjid adalah suatu pelengkap masa depan kelangsungan Masjid itu sendiri, memang benar kenyataannya bila remaja aktif dalam suatu kegiatan masjid dan nampak masjid tersebut sangat makmur. Hal ini pernah terjadi di Masjid Al Ashr pada awal-awal sebelum berdirinya Masjid Utama sekitar tahun 2003 dimana Remaja dari berbagai Blok TKJ berkumpul dengan berbagai macam kegiatan, maklum saat itu baru ada 2 Masjid di TKJ tidak seperti saat ini, seiring waktu dan anak remaja sudah dewasa dengan banyaknya kegiatan di sekolah masing-masing dan sudah banyak yang kuliah akhirnya Remaja Masjid pun telah hilang dari peredaran.
Ada Pepatah yang mengatakan mati satu tumbuh seribu, memang akhirnya berganti. Anak-anak kita sudah mulai tumbuh kembang, mulai mencari teman, mulai keluar rumah. Saat itulah H. Edi Yunus, Ketua DKM Al Ashr berpikir anak-anak ini harus diberi wadah yang positif yaitu Majlis Anak Sholeh. Anak Sholeh adalah suatu cap atau stempel yang mengandung arti yang sangat dahsyat, karena sebutan yang sering diterima oleh anak kita baik dirumah, dilingkungan bermain atau disekolah adalah panggilan-panggilan yang konotasinya negative misal si botak, si dungu, sinakal si malas dll.dari sinilah kami memanggi mereka dengan panggilan Anak Sholeh. Majlis Anak Sholeh sudah berjalan kurang lebih dua tahun anggotanyapun sudah cukup banyak 60 anak sholeh-sholeha yang berasal dari Blok IV, V, VI, VII dan VIII. Insya Allah inilah yang akan menjadi generasi Remaja Masjid masa yang akan datang. Kegiatannyapun cukup banyak dan mendapat dukungan dari orang tua, semua masalah pelajaran Agama, Tata cara Ibadah, Tadabbur Alam, tadabbur Al Qur’an, Perilaku Anak Sholeh (akhlaq) diajarkan sistem Learning by doing. Kegiatan rutin yang pasti setiap malam Ahad adalah kajian anak sholeh dan acara ulang tahun yang Islami dan acara rutin setiap awal bulan adalah I’tikaf. (EY)

1 komentar:

modrex mengatakan...

tolong saya di kasih tau alamat untuk minta bantuan, contoh proposalnya. Terima kasih