Jumat, 22 Agustus 2008

Info Kegiatan

Info Kegiatan

Peringatan Isra’ Mi’raj PPMS –KGM Citeureup
Dalam rangka Milad ke 3 th Persatuan Pengajian Majelis Sabil (PPMS) se Jabodetabek, Sukabumi dan Bandung. Menyelenggarakan Peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa salam 1429 H. Pada hari Jumat, 25 Juli 2008 jam 18.30 wib (ba’da Maghrib) bertempat di halaman Kantor Kecamatan Citeureup.
Para pengisi acara antara lain : 1. KH Muammar ZA (Qori Internasional), 2. TK Awwaludin, MA (Qori Jakarta), 3. TK Sutan Imam Muchtar (Pimpinan PPMS), 4. Ust. Syafri Muhammad (Qori Nasional) dan 5. Ust. Zefri A. Fathullah (Pengasuh PPMS).
Acara yang diselenggarkan oleh Panitia Pusat PPMS, Koperasi Gebu Minang dan KGM Citeureup ini menyajikan : Sholawat dan Marawis, tabligh Akbar dan Gema Qiraatul Quran. (DS)

Peringatan Isra’ Mi’raj Masjid Al Ikhlas Puspasari
Ba’da Isya Sabtu, 26 Juli 2008 lalu DKM & Irema Al Ikhlas Puspasari Citeureup menyelenggarakan peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw. Acara yang dihadiri umat Islam Puspasari diisi dengan ceramah Ustadz Abdul Ghoni. Di bulan Rajab ini penceramah mengajak hadirin untuk memperbanyak mengingat kelemahan diri dan banyak dzikir ingat Allah untuk meningkatkan iman dalam menghadapi bulan Ramadhan mendatang.
(DS, Foto: Budi –DKM Al Ikhlas)

Peringatan Isra’ Mi’raj Forsimata TKJ
Dalam rangka peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW, Forsimata bekerjasama dengan DKM Ath Thammimah Taman Kenari Jagorawi menyelenggarakan Tabligh Akbar. Acara diselenggarakan pada hari Ahad, 27 Juli 2008 jam 08.30 bertempat di Masjid Ath Thammimah TKJ Citeureup. Pada kesempatan itu Ust. Mukhsinin Fauzi, Lc, MM meyampaikan ceramah dengan tema ‘Jadikan Isro’ Mi’roj sebagai motivasi peningkatan iman’.
(DS, Foto: Sodikin)

Khitan, syariat Islam warisan Nabi Ibrahim as

Keluarga Sakinah

Khitan, syariat Islam warisan Nabi Ibrahim as


Liburan sekolah sering dimanfaatkan oleh anak-anak muslim untuk berkhitan. Dari yang sekedar menunaikan kewajiban khitan sampai mengadakan walimah besar-besaran dengan mengundang tamu ratusan orang. For U Dhuafa liburan ini juga mengadakan khitanan massal. Sebetulnya apa, mengapa dan bagaimana ihwal khitan menurut syariat Islam?

Pengertian Khitan
Khitan (Bhs. Arab) sering juga disebut Sunat atau Circumcisio (Bhs. Latin) adalah tindakan memotong kulit yang menyelimuti ujung alat kelamin pria atau kulup (bhs. Arab = qulfah atau Bhs. Latin= praeputium glandis).

Sejarah & Dalil tentang Khitan
Khitan adalah syariat agama Islam yang berpangkal dari millah (ajaran agama) Nabi Ibrahim alaihissalam. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori disebutkan bahwa : “Nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak”.
Perintah untuk mengikuti ajaran nabi Ibrahim alaihissalam, jelas sekali terdapat dalam beberapa ayat al Qur’an, diantaranya dalam QS An-Nahl 123 : “Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik”.
Ayat senada juga terdapat dalam Q.S. Ali Imron 95 : “Katakanlah, benarlah (apa yang difirmankan) Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik”
Kewajiban melaksanakan khitan secara nyata disebutkan dalam sebuah hadis dari Abu Harairah radhiyallahu’anhu Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “ Lima hal yang termasuk fitroh yaitu: mencukur bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim). Dan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda : “Khitan itu wajib bagi laki-laki dan perbuatan yang terhormat bagi perempuan”
Atas dasar Hadis ini, sebagian besar para ulama ahli fikih berpendapat bahwa khitan wajib hukumnya bagi laki-laki, dan perbuatan yang terhormat untuk perempuan. Meskipun ada juga beberapa ulama ahli fikih yang mewajibkan khitan baik untuk laki-laki mapun perempuan.
Tentang sejarah khitan pada wanita (khifadh) disebutkan dalam kitab ‘Tufatul Maudud’, halaman 164 bahwa Sarah menghadiahkan Hajar kepada nabi Ibrahim ‘alaihissalam , dan ketika Hajar hamil, menyebabkan ia cemburu. Maka ia bersumpah ingin memotong tiga anggota badannya. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam khawatir ia akan memotong hidung dan telinganya, lalu beliau menyuruh Sarah untuk melubangi telinganya dan berkhitan (khifadh). Jadilah hal ini sebagai sunnah yang dikikuti para wanita sesudahnya.

Kapan waktu dilaksanakannya khitan?
Sebagian ulama mendasarkan diwajibkannya khitan itu berkaitan dengan upaya penghilangan najis yang terdapat diantara kulit dan kepala penis yang tidak akan mungkin hilang atau bersih tanpa di khitan. Atas dasar ini maka khitan harus dilaksanakan sebelum seorang anak mencapai usia akil baligh, usia dimana seorang anak sudah dituntut untuk melaksanakan sholat. Karena salah satu syarat syahnya sholat adalah harus suci dari hadas dan najis, maka seseorang harus sudah di khitan agar terjaga kesucian badannya.
Secara psikologis, sebaiknya sunat dilakukan saat anak sudah berani sehingga trauma psikis lebih minimal. Atau,
saat anak masih bayi sekalian. Bisa juga dilakukan diluar ketentuan waktu tersebut di atas terkait dengan masalah kesehatan, antara lain jika terjadi infeksi saluran kencing karena penyebab kulit khatan panjang dengan saluran kencing bagian luar yang sempit. Sisa air kencing yang tidak tuntas akan memudahkan kuman berkembang biak dan terjadi infeksi. Khitan yang dilakukan saat usia sudah dewasa, secara teknis tidak ada kendala.

Metode khitan
Sejalan dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan maka metode sirkumsisi-pun mengalami perkembangan, dimana pada zaman dahulu menggunakan bilah bambu tajam untuk memotongnya sampai metode sekarang yang paling canggih menggunakan laser. Dari sisi teknis, banyak ragam teknik khitan dan pemberian nama tiap teknik didasarkan atas alat yang digunakan atau teknik sayatan yang dilakukan. Teknik paling tua adalah guilotine atau sayatan pancung. Lalu ada teknik dorsumsisi (sayatan melingkar), metode cincin (zhenxi circumcision ring atau ross circumcision ring) yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1942. Selain itu, ada pula teknik double circular incision (sleeve resection /freehand circumcision), sheldon, comco clamp, teknik mogen (meningkat penggunaannya di AS), teknik plestible, smart clamp (metode jepit dengan sejenis plastik disposable), tara clamp (metode jepit dengan sejenis plastik disposable), dan laser CO2 (yang sering dipakai sharplan CO2 medical laser ), dan lain-lain. Penggunaan electro cauter (yang sesungguhnya, bukan electro cauter yang membara) pun hanya boleh digunakan pada tahap homeostasis.
Sedangkan teknik yang umum digunakan di Indonesia adalah dengan cara dipotong menggunakan bistouri (pisau bedah) atau juga dikenal dengan cara konvensional, smart clamp, plestibel, tara clamp, dan cauter. Cara konvensional ini masih dianggap baik dibanding electro cauter atau laser. Namun, keputusan untuk memilih metodenya tergantung masing-masing dan bersifat individual.
Waktu sembuh rata-rata, kulit bekas khitan sembuh sekitar 10 hari sampai 2 minggu. Mengenai kecepatan waktu penyembuhan pasca khitan tergantung banyak hal. Antara lain, kondisi kesehatan individu, kondisi sterilisasi saat tindakan, dan teknik penjepitan kulit yang dilakukan menjelang pemotongan.

Manfaat bagi kesehatan
Khitan atau sirkumsisi secara medis banyak memberi manfaat. Khususnya untuk menjaga kebersihan organ penis. Setelah khitan, maka akan menjadi lebih mudah untuk membersihkan kotoran putih (smegma) yang sering berada di leher penis.
Tahun 2006 lalu, sebuah penelitian menunjukkan, pria yang dikhitan terbukti jarang tertular infeksi melalui hubungan seksual dibanding yang tidak khitan. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Pediatrics terbitan November 2006 itu menunjukkan, khitan ternyata bisa mengurangi resiko tertular dan menyebarkan infeksi sampai sekitar 50 persen dan merekomendasikan sunat bagi bayi yang baru lahir mengingat manfaatnya bagi kesehatan.
Dalam konferensi internasional ke-25 tentang AIDS d i Bangkok. Dipaparkan hasil penelitian, khitan bisa mengurangi tingkat HIV (virus penyebab AIDS), sipilis, dan borok pada alat kelamin.
National Health Institute (NIH) mengonfirmasi hubungan khitan dengan penurunan risiko penularan AIDS, dengan dua penelitian massal yang diumumkan tahun 2007. Penelitian yang dilakukan di Kenya dan Uganda menunjukkan, khitan terbukti menurunkan risiko penularan virus HIV sekitar 50 persen. Penelitian tersebut melibatkan 2.784 lelaki yang terbukti tidak terkena HIV di Kisumu, Kenya dan 4.996 pria yang juga negatif HIV di Rakai, Uganda. Sebagian dari para lelaki tersebut dikhitan dan sebagian lagi tidak. Setelah dua tahun diamati, Data yang dicatat NIH dan Safety Monitoring Board telah menunjukkan penurunan risiko penularan HIV pada lelaki yang dikhitan di Kenya sebesar 53 persen dan 48 persen di Uganda.
Walimah Khitan merupakan acara tradisi yang biasa dilakukan oleh umat Islam di Indonesia (mungkin juga di negeri lainnya). Dalam satu riwayat Utsman bin Abil ‘Ash diundang ke (perhelatan) Khitan, dia enggan untuk datang lalu dia diundang sekali lagi, maka dia berkata, “ Sesungguhnya kami dahulu pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendatangi walimah khitan dan tidak diundang.” (HR. Imam Ahmad). Berdasarkan atsar dari Utsman bin Abil’Ash di atas, walimah khitan adalah acara tradisi saja dan bukan merupakan syariat Islam. Semoga Allah ta’ala memudahkan kaum muslimin untuk menjalankan sunnah yang mulia ini.

Djoko SD, dari berbagai sumber.

KH Hasan Basri, Ketua MUI Citeureup Bogor

Lebih dekat dengan …
KH. Hasan Basri
Ketua MUI Citeureup


Sejak terbitnya Majalah for U hingga edisi ke empat ini berbagai tanggapan berupa saran dan kritik diterima tim redaksi majalah for U. Salah satu tanggapan yang sangat berharga bagi tim redaksi adalah datangnya dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kecamatan Citeureup KH.Hasan Basri. Beliau pernah menelepon langsung pimpinan redaksi majalah For U Djoko Sudarwo, sekaligus menyampaikan keinginannya untuk bertemu bahkan ingin ke kantor redaksi. Pada saat itu oleh pimpinan redaksi disampaikan bahwa redaksi For U belum memiliki kantor, saat ini masih beralamat di rumah. Jam kerjanya-pun di waktu senggang. Dengan berbagai pertimbangan akhirnya diputuskan Tim Redakasilah yang mendatangai kediaman Ketua MUI yang terletak di sebelah Masjid Nurul Iman, Jl. Mayor Oking Puspanegara Citeureup.
Sesuai dengan waktu yang tersedia Rabu malam tgl 9 Juli 2008 Tim redaksi Djoko Sudarwo dan Abdul Rahman diterima di rumah beliau. Berikut ini petikan wawancaranya.
For U (F) : Bagaimana pak Kyai melihat perkembangan umat Islam saat ini baik secara umum dan khususnya untuk umat Islam di Citeureup ?
KH. Hasan Basri (H) : Saat ini nampaknya pokok pokok ajaran Islam belum sampai seluruhnya atau belum menyentuh aspek kehidupan umat. Salah satu contoh ajaran yang terabaikan adalah mengenai adab/etika dalam membina rumah tangga. Seorang suami belum sepenuhnya dapat menjalankan perannya sebagai kepala rumah tangga yang dari padanyalah seharusnya keteladanan dimunculkan. Begitu juga peran dan ketaatan istri terhadap suami. Kehormatan keluarga, kelanggengan keluarga dalam membina keluarga sakinah mawadah warohmah seharusnya muncul dari istri dengan curahan kasih sayangnya.
(F ) : Bagaimana caranya agar ajaran etika/adab itu sampai ke umat secara utuh ?
(H ) : MUI Citeureup pernah menerbitkan buku kecil yang materinya bersumber dari kitab Subulussalam dan Fathulbahri berisi tentang hadist-hadist dengan sorotan utama tentang adab/etika. Dengan buku kecil tersebut diharapkan umat dapat memahami hal yang mendasar dalam membina keluarga sakinah mawadah wa rohmah.
(F) : Selain masalah etika/adab dalam membina rumah tangga, bagaimana pak Kyai melihat perkembangan da’wah di tengah tengah situasi global saat ini ?
(H) : Disinilah diperlukan sekali munculnya para Mujaddid yang senantiasa mencurahkan waktu dan tenaganya dalam berda’wah, baik bil lisan maupun bil hal. Secara pribadi saya melihat apa yang telah dilakukan oleh majalah For U adalah merupakan salah satu wujud dari para Mujaddid. Di tengah situasi global saat ini sangat diperlukan adanya orang atau kelompok yang memiliki kemampuan bersiasah agar dapat memetakan kondisi umat Islam sesungguhnya. Selain metode da’wah bil lisan yang telah berjalan selama ini, perlu diupayakan metode da’wah untuk kaum marginal yang terpinggirkan seperti para tukang becak, pedagang pedagang kecil, dhuafa dlsb. Kepada mereka perlu dilakukan upaya jemput bola, datangi mereka, sapa mereka, sampaikan dakwah kepada mereka dan ajak berdialog mencari solusi ke arah kehidupan dunia akhirat yang lebih baik.
Berbincang-bincang dengan KH Hasan Basri Ketua MUI Kec. Citeureup periode 2006-2010 sungguh menyejukkan, banyak ilmu serta nasehat yang kami peroleh. Disamping ilmu agama yang ’mumpuni’ ayah 5 orang putra-putri ini memiliki wawasan luas. Ulama yang saat ini telah berusia 60 tahun dan Putra asli Citeureup ini bukan tipe ’Ulama teori’, tetapi amaliyah prakteknya sejalan dengan ilmunya. Dari kiprahnya di dunia pendidikan, renovator masjid Ash Shoheh, soal kebersihan Citeureup, dunia kontraktor, pemasok bahan makanan ke hotel/restoran sampai pengasuh majelis taklim semuanya beliau jalani dengan penuh kesungguhan. Dan kesungguhan inilah yang membuat beliau beserta istri sukses mendidik kelima putra-putrinya menjadi sarjana.

A. Rahman/Djoko SD

Khitanan Massal for U Dhuafa

Khitanan Massal for U Dhuafa

Alhamdulillah sesuai dengan rencana pada tanggal 6 Juli 2008 telah dilaksanakan khitanan masal sebanyak 42 anak bertempat di lapangan Volly blok VII Taman Kenari Jagorawi. Jumlah anak tersebut berasal dari Babakan Madang ( Sentul ), Jakarta, Kranggan, BTN Pos Giro, Kebon Kopi, Griya Bukit Jaya, Klapanunggal, Puspasari, Gunung Putri, Depok dan Kamurang. Untuk mencari anak anak yang dikhitan disekitar Taman Kenari saja ternyata cukup sulit, berkat bantuan beberapa kerabat akhirnya jumlah anak yang dikhitan dapat terlaksana sesuai rencana. Pada kesempatan ini segenap Pengurus For U Dhuafa mengucapakan terima kasih atas bantuan dan partisipasi para donator dan juga kepada tim medis dari Klinik Insani Citeureup. Kegiatan khitanan masal ini Insya Allah menjadi agenda tahunan bersamaan dengan datangnya liburan sekolah.
Acara khitanan masal dimulai dengan sambutan Ketua For U Dhuafa H.Syarif Budi. Dalam sambutannya Ketua For U Dhuafa mengucapkan selamat datang kepada peserta khitan beserta keluarga , laporan kegiatan, serta menyampaikan rencana For U Dhuafa ke depan diantaranya pembangunan ‘Smart Home for U Dhuafa’.
Panitia Khitanan Massal For U Dhuafa kali ini dapat menghimpun Dana dari Donatur dan simpatisan sebesar : Rp. 23.685.000,-. Jumlah Pengeluaran Operasional pelaksanaan Rp. 15.808.310,- dan Saldo : Rp. 7.876.690,- Rencananya saldo tersebut untuk pelaksanaan Program Peduli Sekolah bagi Dhuafa.
(Teks:AR, Foto: SS)

Bakhil & Enggan Berinfak

Warning! Virus Munafik Menjangkiti Anda
Bakhil & Enggan Berinfak


“Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena mereka kafir kepada Allah dan Rasul-Nya dan mereka tidak mengerjakan salat melainkan dengan malas dan tidak (pula) menafkahkan (harta) mereka melainkan dengan rasa enggan. "QS.9:At Taubah:54)

Orang-orang beriman berinfak di jalan Allah karena mereka sangat yakin bahwa perbuatannya itu merupakan amal ibadah yang akan diberi balasan pahala kebaikan yang berlipat ganda dari Allah subhanahuwata’ala. Lain dengan orang-orang yang terkena virus munafik, mereka enggan berinfak. Karena menurut anggapannya berinfak bisa mengurangi harta dan membuat mereka melarat dan miskin. Ketakutan akan kemelaratan dan kemiskinan itu pula yang membuat orang munafik bersifat pelit, kikir dan bakhil dengan harta bendanya. Padahal sifat kikir bisa menjerumuskan sesorang menjadi rakus, tamak, serakah, egois dan rela melakukan kejahatan untuk memuaskan sifat-sifat buruknya itu.
Tapi jangan salah, bukannya mereka tidak pernah berinfak sama sekali, orang-orang yang terjangkit virus munafik juga melakukan infaq! Seperti kutipan terjemahan Surat At Taubah ayat 54 di atas, merek berinfaq dengan enggan dan terpaksa. Bila mereka berinfaq motivasi dasarnya bukan karena Allah ta’ala. Mereka berinfaq karena riya’ dan sum’ah, yaitu selain ingin pamer amal mereka juga akan menceritakan kedermawanannya kepada orang lain. Hal itu dilakukan untuk mencari simpati dan perhatian orang lain yang akan tentu saja akan menguntungkan dirinya. Sum’ah adalah sifat kurang terpuji dihadapan Allah subhanahuwata’ala.
Kebiasaan orang munafik : bakhil dan enggan berinfak saat ini menggejala dikalangan masyarakat. Diantaranya karena kecintaan pada dunia dan harta benda. Mereka bekerja keras siang malam untuk mencari harta benda dan menumpuknya. Mereka menganggap kekayaan lahiriah sebagai simbol sukses. Mereka lupa bahwa saat ajal menjemput semua itu akan ditinggalkan.
Orang-orang munafik dengan sifat bakhilnya yang sangat mengagungkan harta benda serta hal-hal keduniawian. Mereka lupa bahwa hakikat kebakhilan adalah kemiskinan, karena harta benda yang dikumpulkannya adalah milik ahli warisnya. Ia hanya berhak atas selembar kain kafan yang membungkus tubuhnya di liang kubur. Dia akhiratpun orang bakhil tidak bisa menikmati manfaat dari hartanya, karena dia tidak pernah infaq dan sedekah dengan tulus ikhlas. Hanya siksa yang teramat pedih yang ia terima sebagai balasan atas sifat bakhilnya, perhatikan firman-Nya : “Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya dihari kiamat. Dan kepunyan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.” QS.3:Ali Imran:180.
Sabda Rasulullah shalallahi ‘alaihi wassalam: “Orang yang dermawan itu dekat kepada Allah dan para makhluk, sedangkan orang yang bakhil itu jauh dari Allah dan makhluknya”. Serta sabdanya yang lain:”Orang-orang bakhil itu tidak akan bisa masuk surga, meskipun dia orang zuhud”.

Masih juga enggan berinfak? Terserah anda.

Abi Shaliha. Referensi : “Al-Quraan dan Terjemahnya”, Dept Agama RI 1971, Cet. 1984. “35 Karakter Munafik”, Fuad Kauma, Mitra Pustaka Yogyakarta, Cet III, Nov 2000.

Agenda Kegiatan Masjid & Majelis Ta’lim

Agenda Kegiatan Masjid & Majelis Ta’lim

Masjid Al Barkah Perum Pos Indonesia Puspasari, Citeureup
l Pengajian rutin setiap Selasa malam, ba’da Isya’ bersama Ust. Sulaeman (Ujang)
l Pengajian Ibu-bu bersama Ust. Afifudin, setiap Sabtu pagi jam 08.00 wib.
l Pengajian Ibu-bu bersama Ustzh . Yani, setiap Sabtu siang jam 13.00 wib.

Masjid Al Huda Perum Griya Persada Citeureup
l Pengajian Rutin Bapak-bapak setiap hari Senin & Kamis ba’da Isya bersama Ust. Ujang Rifai, SAg.
l Pengajian Rutin Ibu-ibu setiap Selasa dan Jumat ba’da Dhuhur bersama Ustadzah Nurlaila dan Bu Nyai …
l TPA setiap hari ba’da Ashar.
l Pengajian Bulanan setiapSabtu pagi minggu ke 4.

Masjid Nurul Jannah, Puri Nirwana, Harapan Jaya Cibinong
Pengajian rutin setiap Kamis malam, waktu ba’da Isya :
l Minggu pertama : Kajian Hadits
l Minggu kedua : Tafsir Al Quran
l Minggu ketiga : Baca Quran (Tajwid)
l Minggu keempat : Kajian Fiqih

Masjid Nurul Iman Puspanegara
l Majlis Ta’lim Ibu-bu setiap Rabu & Sabtu bersama Ust. H. Hasan Basri.
l Ratib Haddad, Yasin & Tahlil setiap Kamis malam.
l Majlis Ta’lim & Dzikir Nurul Iman bersama H. Hasan Basri setiap Kamis & Sabtu malam.
l Pengajian Mingguan bersama Ust. Hasyim setiap Ahad malam.

Masjid Al Ikhlas BTN Gunung Putri Permai
l Pengajian Bulanan Setiapminggu ke 4, waktu Ba’da Dhuhur sd Ashar, diasuh oleh Ust. Surya Komar.
l Pengajian mingguan, waktu setiap Sabtu ba’da Maghrib, diasuh oleh Ust. Hasan Ashadi.
l Kajian Rutin setiap Rabu ba’da Maghrib, diasuh oleh Ust. Syukur

Masjid Al Muhajirin Kompleks Bina Marga Gunung Putri
l Tahsin Al Qur’an bersama Ust. Ohi Madsohi setiap Jum’at ba’da Maghrib. lPengajian Ibu-bu bersama Ust. Sopyan Tsauri, setiap Sabtu siang (sebelum dzuhur).
l Kajian Rutin bersama Ust. H. Qodri Abd. Fattah setiap Ahad ba’da Shubuh.
l Kajian Rutin Qur’an & Hadist oleh Ust. H. Afifudin, setiap Ahad ba’da Maghrib.

Masjid Baiturrahman Kamurang Citureup
l Pengajian Rutin setiap Selasa Ba’da Isya.
l Yasinan setiap Kamis malam
l Bedah buku Shirotol Mustaqim setiap Sabtu Ba’da Isya.

Masjid Ash Shoheh Citeureup
l Pengajian Rutin setiap hari Selasa dan Sabtu ba’da Shubuh dan Maghrib.

Masjid Al ‘Ashr TKJ
l Kajian Qur’an Hadist bersama Ust. Fery Afrizal setiap Ahad ba’da Maghrib.
l Majlis Ta’lim Ibu-ibu Blok 6 “Uswatun Hasanah” setiap Sabtu jam 09.00 wib.
l Qiyamullail setiap Ahad 03.30 wib.
l Kuliah Shubuh setiap Ahad ba’da Shubuh.

Masjid Al Iqro’ TKJ
l Kajian Bulanan ba’da Isya.

Majlis Adz Dzikro Blok 6 TKJ
l Pengajian Keliling setiap Ahad ba’da Isya

Masjid At-Tammimah TKJ
l Kajian Rutin Quran Hadits bersama Ust. Qodri Abd. Fattah, setiap Sabtu ba’da Shubuh.

Masjid Ats Tsamaniyah TKJ
l Majlis Ta’lim Ibu-ibu Blok 8 setiap Sabtu ba’da Ashar.
l Kajian Al Qura’n & Iqro’ untuk Anak-anak, setiap Ahad ba’da Maghrib.
l Kuliah Shubuh setiap Sabtu & Ahad ba’da Shubuh.

Untuk koreksi & jadwal baru kegiatan Masjid Anda , kirim lewat email ke Redaksi “for U” : for.u.tkj@gmail.com

Bangga dengan identitas “mereka”

Catatan Kecil

Bangga dengan identitas “mereka”
Catatan kecil Djoko SD.

Umat Islam seperti umat manusia secara umumnya sering mengikuti trend atau gaya penampilan yang berkembang, dan biasanya suatu trend bersumber dari barat yang notabene non muslim. Dan.. oleh karena selalu diikuti (juga dikondisikan agar kita mengikuti), mereka tak sia-siakan kesempatan dengan memasukkan unsur-unsur yang tidak islami dalam trend yang mereka ciptakan.
Dengan senang, enak saja umat islam mengikuti gaya mereka, dan tanpa sadar kitapun merasa bangga dengan simbol-simbol yang mereka ciptakan.
Karena berhubungan dengan ‘gaya penampilan’ maka unsur visual-lah yang mereka mainkan. Tanpa sadar kita umat Islam tak segan-segan mengeluarkan kocek lebih untuk gaya yang non Islami itu.
Dalam dunia visual khususnya desain grafis, baik yang professional maupun amatir tanpa sadar telah dijebak dengan simbol-simbol mereka. Misalnya typography yakni seni huruf atau di PC lebih akrab disebut font. Ada satu jenis font yaitu Comic kelihatannya font ini santai, lucu dan pas untuk sebuah desain atau sekedar untuk judul laporan tugas sekolah. Coba kita cermati, kalau kita ketik huruf T kecil, apa yang terlihat? Sebuah gambar salib sempurna ! Kita memang jarang sekali mencermati hal-hal kecil seperti jenis font. Jadi dengan pemilihan jenis font Comic berarti kita memasang gambar salib pada setiap huruf T kecil yang yang tertulis. Coba perhatikan dengan cermat :
Itu tentu font Comic? Betul!

Ada satu lagi, kebiasaan ber’gaya’ dikalangan eksekutif, banyak atribut yang menjadi simbol-simbol prestise yang menyertai kelengkapan penampilan mereka. Sebut diantaranya busana, ikat pinggang, dasi, sepatu, arloji, pemantik api dan pulpen. Simbol sukses itu terletak pada merek-merek terkenal.
Merek yang menjadi simbol pretise itu diantaranya yang berlogo puncak gunung salju. Meskipun harganya cukup mahal tapi pulpen, arloji, jas-dasi, pemantik api, ikat pinggang, dompet berlogo puncak salju buatan Hamburg, Jerman ini laris manis. Para eksekutif akan bangga bila disaku mereka menyembul ujung tutup pulpen dengan simbol puncak salju putih.
Coba sekali-kali perhatikan secara cermat, simbol puncak salju yang menyembul pada ujung pulpen itu memang didesain dengan sempurna, bagus. Ujung tutup yang melengkung dengan lelehan salju dipuncaknya mengingatkan kita pada pemandangan ‘montblanc’ pegunungan di negeri Swiss. Tapi … logo puncak salju itu ternyata bintang segi enam! Bintang David yang notabene Simbol Zionisme -Yahudi! Gak yakin?, coba perhatikan gambar ilustrasi di halaman ini.
Mungkin masih banyak lagi, simbol-simbol lainnya yang menyusup pada kehidupan kita sehari-hari. Dan… sekarang apakah Antum para eksekutif muda muslim masih bangga dengan simbol-simbol di atas?
Terserah Antum...