Selasa, 17 Juni 2008

BBM naik tinggi, Masa Sulit di depan mata

... dan jumlah Dhuafa-pun semakin banyak …

DIHARI-HARI TERAKHIR ini sudah menjadi pemandangan biasa ketika masyarakat harus antri untuk untuk memperoleh 5 liter minyak tanah. Di beberapa pangkalan minyak di jalan Mayor Oking, jalan Pahlawan Citeureup dan tempat lainnya. Tampak jerigen-jerigen kosong jumlahnya ratusan berjejer menunggu datanganya tangki pengangkut minyak tanah. Jerigen-jerigen tanpa ditunggui pemilik itu kadang harus antri berhari-hari.

Seorang bapak dengan membawa jerigen mendatangi antrian minyak yang baru datang, tapi dia pulang dengan jerigen kosong karena tidak memiliki kupon jatah. Rupanya untuk membeli harus dengan kupon jatah. Betapa susahnya membeli minyak tanah dan kalaupun ada harganya berlipat ganda dari harga yang ditetapkan pemerintah.

Di satu desa di Tegal ada seorang bapak yang tega meracuni 2 orang anaknya dengan pestisida salah satu anaknya kemudian meninggal. Disusul kemudian sang bapak minum pestisida sekaligus mengajak istrinya, istrinya menolak dan melarikan diri. Berita terakhir sang bapak dalam keadaan kritis. Setelah ditelusuri ternyata himpitan ekonomi yang membuat sang bapak selaku kepala rumah tangga mengalami depresi berat. Dengan kalkulasi sederhana saja sebagai tukang becak ia memang tidak mungkin lagi dapat memberi nafkah kepada keluarganya, apa lagi dengan gejolak harga kebutuhan pokok yang terus meningkat.

Bagi yang senantiasa menggunakan kendaraan umum dalam beraktifitas sehari hari, kadang merasa jengkel dengan kehadiran para pengamen yang silih berganti dalam sekali perjalanan, mulai dari anak-anak, remaja hingga kakek-kakek dan fenomenanya makin hari makin banyak jumlah pengamen di kendaraan umum.
Suatu kali ada pemandangan yang cukup miris ketika seorang pemuda dengan badan bugar berpenampilan cukup bersih dengan tas dibadannya memasuki kendaraan umum, di dalam kendaraan ternyata mengamen juga. Hanya berbekal tutup botol minuman yang dipaku di sebatang kayu ia menjual suaranya, sedih rasanya melihat pemandangan itu...... Wajah dan tatapan mata pemuda itu terlihat malu dan penuh keterpaksaan. Mungkin saja anaknya sedang menunggu dibelikan susu atau mungkin saja itu merupakan jalan terakhir dan memaksanya mengamen dengan cara itu untuk menghidupi keluarganya. Mungkin juga dia sadar ada penumpang yang menilai masih muda dan segar kok ngamen. Selesai ngamen ia kemudian duduk dipinggir pintu kereta api tujuan Bogor dengan tatapan mata kosong dan rasa malu yang harus ia simpan dalam-dalam.

ITULAH SEBAGIAN POTRET KEHIDUPAN SAAT INI dan tentu masih banyak fakta lain yang tidak terungkap. Selanjutnya saat kenaikan BBM sebesar 30 % telah diberlakukan, para ibu tentu tidak perlu lagi minta izin kepada suaminya untuk melakukan pengurangan jatah menu makanan sehari hari. Kalau menu makanan sudah berkurang, itu berarti akan terjadi pengurangan asupan gizi, itu berarti makin berkurangnya anak anak sehat dan cerdas. Apakah ALLAH SWT menciptakan langit dan bumi beserta isinya ini kurang dan tidak merata bagi kehidupan manusia di muka bumi ini ? Apakah manusia memang memiliki kemampuan sebagai Khalifah di Bumi ini tanpa aturan dan petunjukNya. Disinilah masalahnya, banyak manusia begitu angkuh dan sombong dengan meninggalkan aturanNya dengan menciptakan aturan sendiri. Kita sama-sama tahu bahwa sistem Kapitalisme dengan konsep Ribawiyahnya saat ini tengah mengusai perekonomian dunia. Hasil kongkrit yang kita rasakan dengan sistem Kapitalisme adalah lahirnya para spekulan baik di tingkat lokal maupun global yang dengan mudahnya memainkan harga hampir semua komoditas kebutuhan pokok penduduk dunia. Kita tentu masih ingat ketika krisis kedelai yang telah memukul para pengusaha kecil produsen tempe. Begitu juga dengan minyak goreng yang telah mengalami kenaikan cukup fantastis hingga menembus angka Rp.13.000,./kg. Sungguh sebuah ironi Indonsesia sebagai negara produsen CPO besar dunia, namun kenapa harga minyak goreng terus melambung tanpa kendali. Selain itu kapitalismepun telah melahirkan segelintir manusia terkaya di dunia yang menguasai hajat hidup penduduk dunia (miskin), termasuk juga orang terkaya di Indonesia. Dimana nurani mereka ? Menurut pengamatan para pakar perminyakan yang kita baca di beberapa surat kabar, bisa jadi nantinya harga BBM mencapai US $ 200 per barel. Saat ini kenaikan BBM yang diberlakukan pemerintah adalah sebesar 30 % dengan asumsi harga BBM per barel US $ 120. Kalau prediksi para pakar diatas terbukti, itu berarti di depan mata akan muncul lagi goncangan-goncangan susulan di masyarakat, bahkan mungkin lebih dahsyat. Masihkah kita terus mempercayai sistem buatan manusia, masihkah kita terus membelakangi aturan/Syariah Allah swt. Dalam surat QS Al Anfal: 24 Allah swt berfirman ; “ Hai orang orang yang beriman, penuhilah seruan ALLAH dan Rasul Jika Rasul menyeru kalian pada sesuatu yang memberikan kehidupan kepada kalian “. Rasulullah SAW sebagai Kepala Negara telah mengalihkan tanggung jawab pemenuhan kebutuhan pokok rakyat ke pundaknya jika orang orang yang wajib memenuhinya tidak mampu. Beliau bersabda : “ Oleh karena itu, jika seorang mukmin meninggal serta meninggalkan warisan, silakan orang orang yang berhak memperoleh warisan itu mengambilnya. Namun jika ia meninggalkan hutang atau keluarganya yang terlantar maka hendaklah mereka datang kepadaku (sebagai kepala negara) sebab aku adalah penanggung jawabnya “. Bagaimana kita harus mengikuti seruan ALLAH SWT dan RasuluNYA, apakah harus menunggu dahulu munculnya negara dan pemimpin yang berdasarkan Syariat Islam ? disinilah masalahnya.
Yang terbaik untuk saat ini sebagai orang yang beriman marilah senantiasa kita merapatkan barisan, perkuat ukhuwah/silaturahim diantara kita. Dengan kuatnya ukhuwah Insya Allah akan muncul sikap kepedulian antar sesama dalam bentuk “Fastabikhul Khoirot”, berlomba lomba dalam kebaikan. Kepada mereka yang memiliki kelapangan rejeki teruslah perbanyak ladang amal, dan kepada mereka yang dalam kesempitan rejeki tetap pertahankan iman, tetap berdoa dan terus berusaha.

DITENGAH-TENGAH HIDUP YANG SERBA SULIT ini kita masih terus dicecar dengan iklan-iklan ajakan untuk memanjakan gaya hidup. Sebagai muslim jangan lalai, kita harus waspada dan menghindari gaya hidup “5 F”. Fun = gaya hidup yang penuh canda, tidak serius. Food = gaya hidup ingin makan serba enak. Film = menyukai hiburan-hiburan fantasi dan mengidolakan para selebritis. Fashion = gaya hidup yang mengutamakan penampilan, mewah. Financial = hidup untuk uang dan uang adalah segalanya.

Dalam suatu riwayat Al-Hasan al-Basri melewati seorang pemuda yang larut dalam tertawanya, sedangkan ia duduk bersama suatu kaum dalam majelis. Maka Al-Hasan berkata kepadanya, “ Wahai pemuda, Apakah kamu telah berhasil melewati Shirath ?” Ia menjawab, “Tidak.” Al-Hasan bertanya kembali, “Apakah kamu tahu ke surga ataukah ke neraka kamu kembali?” Ia menjawab, “Tidak.” Al-Hasan kemudian berkata, “Lalu mengapa kamu tertawa ?” Setelah itu pemuda itu tidak pernah terlihat tertawa lagi.

Menghadapi masa sesulit apapun yang terpenting kita harus menjaga keimanan, jangan sampai iman kita terkikis oleh bujuk rayu setan lewat bentuk kesulitan hidup. Tetap tegar dengan selalu berdoa, kepada siapa lagi kita meminta dan memohon selain kepada Allah swt, Rabbul Alamin, penguasa alam semesta dan seisinya. Tetap terus berusaha jangan berputus asa. Janji Allah pasti datang kepada orang-orang yang sabar dan tawakal dalam menghadapi ijianNya. Insya Allah.

(Team Sajian Utama for U, AR & DS)

Tidak ada komentar: