Jumat, 22 Agustus 2008

Salam Kami

Salam Kami

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah for U kembali hadir ke hadapan pembaca. Banyak sekali tanggapan, kritik dan komentar pembaca tentang edisi sebelumnya. Kami sangat berterima kasih karena dengan demikian berrati pembaca memperhatikan kehadiran for U.

Setelah bulan lalu kita disibukkan dengan pendidikan anak-anak, dari kelulusan, daftar ulang sampai pendaftaran murid baru ... Tak terasa kita sudah memasuki bulan Sya’ban yang berarti Ramadhan tinggal sebulan lagi!

Sajian Utama kali ini tentang persiapan-persiapan memasuki bulan Ramadhan.
Profil menampilkan tokoh putra asli Citeureup KH. Hasan Basri, beliau adalah Ketua MUI Citeureup 2006-2010.
Rubrik-rubrik lain tetap hadir: Ibroh menyajikan tulisan tentang Hari-hari Manusia. Setetes Embun tentang Resonansi Hati. Warning virus munafik : tentang sifat Bakhil dan Enggan berinfak. Rubrik Catatan Kecil (menggantikan Catatan Tepi) hadir dengan ‘Bangga dengan identitas mereka’

Info kegiatan for U : Alhamdulillah liburan sekolah kemarin for U Dhuafa telah melaksanakan khitanan massal, 42 anak dari Citeureup dan sekitarnya telah dikhitan.

Redaksi mohon maaf bila for U edisi online Agustus 2008 mengalami keterlambatan tayang dikarenakan kerusakan data komputer redaksi \.

Akhir kata, kami mohon doanya semoga Allah swt selalu memberikan kekuatan dan jalan lurus bagi hamba-hamba yang terus berjuang untuk menyerukan dan menegakkan kalimah-Nya. Amin

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Redaksi

Ibroh

Hari-hari Manusia
Oleh : Ahmad Hassan*

Suatu hari seorang Anshar datang kepada Rasulullah saw dan bertanya kepada beliau saw, “Mukmin manakah yang paling cerdas?” Beliau menjawab, “Orang yang paling banyak mengingat mati dan paling baik persiapannya untuk kehidupan setelah mati. Mereka itulah orang-orang yang cerdas”. (HR. Ibnu Majah no. 4259)

Ada satu hari dimana manusia dilahirkan dan ada hari lain dimana manusia dimatikan. Dan hari kematian bagi manusia beriman merupakan hari awal untuk memasuki gerbang menuju hari-hari yang abadi.
Dari hari awal permulaan di hari akhirat itu, manusia dalam bentuk ghaibnya (ruhnya) akan menjalani beberapa fase hari berbeda untuk sampai pada hari abadinya di akhirat. Pada hari awal setelah kematian, di dalam kubur itu bagi manusia merupakan hari-hari menjalani permulaan seleksi akibat perbuatannya di dunia.
Dalam suasana alam barzah tersebut manusia berhak beroleh hari-hari menyenangkan layaknya pengantin baru atau beroleh hari yang mencekam layaknya pesakitan narapidana di balik sel besi. Perlakuan dalam menjalani seleksi ketat dimaksud sangat-sangatlah ditentukan oleh amalannya manusia saat melakoni hidupnya dunia.
Bagi manusia yang mendapat azab menghabiskan waktunya di alam barzah menunggu tibanya hari kiamat. Hari-harinya menjadi yang sangat lama dan saaangat panjang. Tidak bisa dibayangkan dengan parameter buatan manusia akan pedihnya siksa kubur yang diterima oleh manusia durhaka dan penuh dosa.
Dan akan seperti seorang bapak yang tertidur dan bermimpi, dimana dalam mimpinya dia sedang bertasbih sambil memegang biji tasbih , lalu tasbihnya putus ditarik anaknya. Dia kemudian bersama anaknya mengumpulkan kembali biji-biji tasbih yang berceceran tersebut. Sampailah kemudian dia dan anaknya mengumpulkan biji tasbihnya yang terakhir, dan pada saat itu dia terjaga dari mimpinya lalu terbangun dari tidurnya., maka saat itulah dia tersadar bahwa hari terakhir telah tiba. Tidak terbayangkan dan tidak dapat dirasa oleh panca indera manusia akan kenikmatan yang diberikan sebagai balasan untuk manusia yang memperoleh nikmat kubur.
Adalah kemuliaan yang diperoleh oleh manusia semacam ini saat ruhnya di alam barzah karena perilaku hidupnya yang soleh dan solehah saat berada di alam fana.
Manusia yang beroleh kabahagiaan ini sudah sangat dijelaskan oleh Allah SWT yang Maha Kuasa di dalam Al-Qur’an bahwa mereka itu memilik sifat-sifat yang mulia dan unggul sehingga menyebabkan mudah mengamalkan agama , dimana pada gilirannya Tuhan-Nya mencurahkan kepadanya rahmat dan pertolongan-Nya. Sungguh bagi manusia ini menunggu di alam barzah sampai datangnya hari terakhir datang , sepertinya saaangat sebentar. Subhaanallah.
Hari berikutnya yang dialami manusia yang mati yaitu di suatu hari secara bersamaan dibangkitkan kembali oleh Allah Subhaanahu Wata’ala di alam mahsyar, yang seterusnya menjalani hari hisab, dan akhirnya memasuki babak penentuan setelah seleksi terakhir meniti siroth dan menjalani mizan (timbangan amal) kemana ia beroleh keputusan : surga atau neraka.
( Ya Allah, aku memohon pada hari terakhirku engkau putuskan hari yang bahagia).
Kembali kepada kehidupan keseharian kita. Bagaimana keterkaitan perilaku, aktivitas, nawaitu , motivasi dan obsesi hidup kita hari ini, relevankah dengan nilai-nilai dan dasar-dasar kebenaran ajaran agama yang kita anut ?

*)Penulis adalah jamaah Masjid Ash Shoheh Citeureup.

Kajian Utama

(Tak terasa)
Sebulan lagi Ramadhan tiba, bersiaplah menyambut kedatangannya !


“Kayaknya kemarin baru hari Senin, sekarang sudah Jumat lagi mana pekerjaan belum beres lagi!” Ungkapan senada sering kita dengar di tempat kerja, betapa kesibukan menyita waktu kita. Dari Senin ke Jumat dan dari Ahad ke Ahad, dari bulan ke bulan tak terasa waktu begitu cepat berlalu. Dan rasa-rasanya lebaran juga belum lama, bayangan kehangatan berkumpul keluarga dan handaitaulan setahun lalu masih sangat jelas diingatan. Tak terasa kita sudah memasuki bulan Sya’ban, berarti Ramadhan tinggal sebulan lagi!.

Kita semua berharap dengan sisa umur bisa memasuki Ramadhan yang penuh kemuliaan. Menjadi tamu kehormatan Allah subhannahu wata’ala sekaligus meraih ampunan dan semua keberkahan-Nya. Sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam: “Inilah bulan ketika kamu diundang menjadi tamu Allah dan dimuliakan oleh-Nya. Di bulan ini nafas-nafasmu menjadi tasbih, tidurmu ibadah, amal-amalmu diterima dan doa-doamu di-ijabah. Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan puasa dan membaca kitab-Nya”. (HR. Ibnu Khuzaimah)

Mempersiapkan diri sebagai tamu-Nya
Karena keutamaan dan keistimewaan Ramadhan, Rasulullah shalallahu’alaihi wa salam serta para sahabat telah mempersiapkan diri jauh-jauh hari sebelum kedatangannya. Di bulan-bulan Rajab dan Sya’ban mereka sering melafazkan doa “ Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan”. (HR. Ahmad dan Tha-brani)
Rasulullah diakhir bulan Sya’ban pernah bersab-da:”Barang siapa yang bergembira memasuki bulan Ramadhan, maka sungguh jasadnya diharamkan untuk masuk ke dalam api neraka”

Kita semua pasti mau, ingin dan berharap untuk bisa memasuki Ramadhan, tapi sudah siapkah kita untuk memasukinya, siapkah kita untuk disapanya? Jangan sampai Ramadhan hadir dan berlalu dengan biasa tanpa kesan sama sekali.
Apa dan bagaimana persiapan-persiapan yang harus kita lakukan?

Persiapan Ruhiyah
“Bermohonlah kepada Allah Rabbmu dengan niat yang tulus dan hati yang suci agar Allah membimbingmu untuk melakukan syiyam dan membaca kitab-Nya.” begitulah petikan sabda Rasulullah shalallahu alaihi wa salam dalam khutbah menyambut Ramadhan. Persiapan ruhiyah yang paling awal adalah niat dengan ikhlas dan doa, memohon kepada Allah subhanahu wa ta’ala agar kita bisa dipertemukan dan memasuki Ramadhan yang akan datang. Niat ikhlas dan doa akan memberikan motivasi kuat pada jiwa kita untuk menyongsong Ramadhan dengan penuh kesadaran dan kesiapan. Disamping itu kita perlu melakukan intropeksi diri, melihat dengan penuh kesadaran dan hati yang jernih segala kekurangan-kekurangan pada ramadhan tahun lalu. Apakah puasa tahun lalu membuat kita berubah mengarah pada kebaikan dan yang lebih baik lagi? Atau puasa tahun lalu tak ada bekasnya sama sekali, tak ada perubahan apa-apa pada kehidupan sehari-hari. Apakah Ramadhan tahun lalu hanya sekedar menjalankan tradisi ritual tahunan saja? Tidak ! Ramadhan tahun ini harus kita sambut dengan penuh kesadaran dan keimanan seperti salah satu hadist, dari Abu Hurairah r.a. dari Rasulullah saw, beliau bersabda: ”Barang siapa yang berpuasa pada bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala dari Allah maka diampunilah dosanya yang telah berlalu” (HR. Bukhari-Muslim). Oleh karena itu kita harus mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh dan matang untuk memasukinya.

Persiapan Ilmu
Sangat bijak kalau kita kembali mereview seluruh pengetahuan kita tentang hal ihwal Ramadhan, soal puasa, sholat serta semua amaliah Ramadhan. Bila ada kesempatan bertemu dengan ulama atau ustadz yang ahli soal dienul Islam, ada baiknya kita bertanya tentang Ramadhan. Bila tidak sempat, kita bisa dapatkan pengetahuan dari buku-buku. Biasanya menjelang Ramadhan toko buku banyak menjual buku-buku tentang puasa dari berbagai penulis, tinggal pilih saja mana yang cocok. Atau melalui internet, ketik ramadhan di search engine dan klik maka kita akan temukan ratusan artikel ihwal ramadhan, anda tinggal baca sepuasnya
Menyambut Ramadhan dengan persiapan ilmu, insya Allah akan menambah wawasan, keyakinan dan kekhusyukan ibadah-ibadah yang kita lakukan. Kitapun beramal ibadah dengan mantap, yakin dan berdasar pengetahuan yang benar, bukan sekedar mengikuti kata si fulan begitu, kata si anu begini.

Persiapan Kesehatan
Disamping siap secara Ruhiyah, kita juga perlu kesiapan fisik. Tanpa fisik prima kita tidak bisa menjalankan ibadah-ibadah Ramadhan dengan optimal. Jaga kesehatan sejak sekarang, badan jangan terlalu diforsir. Mumpung hari-hari siang kita boleh makan, isi perut kita dengan makanan-minuman sehat bergizi, tentu saja yang halal dan jangan berlebihan. Sesibuk apapun sempatkan olah raga, walaupun sekedar jalan kaki, berangkat dan pulang kerja. Itu semua akan membuat kita dalam kondisi bugar menyambut kedatangan Ramadhan.

Persiapan Ibadah
Ramadhan adalah bulan ibadah. Semua ibadah yang ditujukan kepada Allah swt akan mendapat ganjaran yang berlipat dibanding bila dilakukan di luar ramadhan.
Puasa, menahan makan minum dan syahwat adalah ibadah yang paling utama. Di bulan Sya’ban ini alangkah baiknya kalau kita lakukan uji ke-mampuan fisik dengan banyak melakukan puasa sunnah, seperti puasa senin-kamis dan puasa tengah bulan.
Pengkodisian melakukan puasa sunnah ini akan membuat fisik kita enak dan terbiasa berpuasa saat Ramadhan tiba.
Selain puasa, shalat juga merupakan ibadah utama di bulan Ramadhan. Allah swt akan mengganjar shalat-shalat sunnah kita dengan pahala yang sama dengan shalat wajib. Maka dari itu jangan sampai kita melewatkan bulan diskon pahala ini. Di bulan Sya’ban ini kita latih dan membiasakan diri mengerjakan shalat-shalat sunnah, baik sunnah rawatib, dhuha dan yang lebih utama lagi qiyamul lail.
Ramadhan juga disebut bulan Al Quran. karena di bulan ini Al Quran diturunkan, juga hanya pada bulan Ramadhan-lah yang terdapat Lailatul Qadr, malam yang bernilai seribu bulan. Biasakan (lagi) baca Al Quran bagi yang jarang. Bagi yang punya target qatam Quran, satu kali dua kali atau tiga kali, alangkah baiknya kalau diuji coba sejak sekarang di bulan Sya’ban ini.

Persiapan Tempat
Ramadhan adalah bulan Suci bagi umat Islam, oleh karena itu untuk menyambutnya kita perlu mensucikan atau mensterilkan rumah kita, tempat kerja kita dan tempat -tempat yang biasa kita tinggali dari hal-hal yang akan merusak puasa kita. Bila di rumah kita masih ada gambar-gambar seperti kalender, poster yang mengganggu syahwat, ganti dengan kaligrafi Al Quran. Memasang kaligrafipun kita juga harus hati-hati dan perlu diteliti isinya, karena saat ini banyak beredar kaligrafi Arab tapi isinya ayat-ayat Injil dalam bahasa Arab!

Buku-buku dan majalah perlu disterilkan, kalau selama ini dirumah kita banyak majalah-majalah dengan gambar-gambar vulgar, sebaiknya ganti dengan majalah islami dan buku-buku Islam khususnya yang mengupas soal ibadah - puasa. Letakkan di tempat strategis di rumah agar semua anggota keluarga dapat mudah membacanya.
Hiburan musikpun perlu yang islami. Irama nasyid akan lebih menggugah jiwa dan keimanan daripada musik pop-rock yang selama ini akrab di telinga kita. Singkirkan juga VCD-DVD yang membuat kita terlena dan membuang waktu sia-sia.
Jangan lupa ajak tetangga muslim dan jamaah masjid untuk bersama-sama membersihkan serta memperindah masjid. Kegiatan ini sebagai awal dari indahnya ukhuwah Islamiyah di bulan Ramadhan.
Sampai jumpa di bulan Ramadhan Mulia yang penuh Rahmat dan Berkah-Nya “ Ya Allah, berikanlah keberkahan kepada kami di bulan Rajab dan Sya’ban dan sampaikan umur kami di bulan Ramadhan”. Amin.

Djoko Sudarwo

Setetes Embun

Resonansi Hati

Hati adalah tempat terjadinya resonansi, apakah resonansi ? Secara sederhana bisa dikatakan bahwa resonansi adalah penularan getaran kepada benda lain. Artinya jika kita menggentarkan suatu benda, lantas benda lain yang ikut bergetar, maka dikatakan benda tersebut terkena resonansi alias ’tertular’ getaran alias frekuensi. Ambil contoh gitar akustik, ia memiliki tabung resonansi yang lubangnya menghadap ke arah deretan senarnya. Jika senar tersebut digetarkan dengan cara dipetik, maka udara di dalam ruang resonansinya ikut bergetar. Inilah yang menyebabkan suara senar itu terdengar keras dan merdu. Apa yang terjadi jika lubang gitar tersebut disumpal dengan kain ? Maka bisa dipastikan tidak akan terjadi resonansi di dalam gitar itu. Maka suara gitarpun menjadi terdengar sangat pelan dan tidak merdu. Hati atau jantung manusia bagaikan sebuah tabung resonansi gitar. Setiap kita berbuat sesuatu baik itu pada taraf berpikir maupun berbuat, selalu terjadi getaran di hati kita. Getaran tersebut bisa kasar juga bisa lembut. Bergantung bagaimana getaran itu muncul. Ketika kita gembira, hati kita bergetar, ketika marah hati kita juga bergetar. Secara umum getaran tersebut berasal dari 2 sumber, hawa nafsu dan getaran Ilahiah. Hawa nafsu adalah keinginan untuk melampiaskan segala kebutuhan diri. Getarannya cenderung kasar dan bergejolak gejolak tidak beraturan. Dalam tinjauan fisika getaran semacam ini disebut memiliki frekwensi rendah, dengan amplitudo yang besar. Yang termasuk dalam getaran hawa nafsu ini diataranya adalah kemarahan, kebencian, dendam, iri, dengki, berbohong, menipu, kesombongan dan lain sebagainya. Sedangkan gerakan Ilahiah adalah dorongan untuk mencapai tingkatan kualitas yang lebih tinggi. Getarannya cenderung lembut dan halus, dengan frekuensi getaran yang sangat tinggi dan teratur. Termasuk dalam getaran Ilahiah ini adalah membaca firman Allah di dalam Al Quran, berdzikir menyebut Asmaul Husna, sifat sabar, ikhlas dan kepasrahan diri dalam beragama. Sebagai contoh apabila seseorang dalam keadan marah, maka ia akan mengeluarkan getaran kasar hawa nafsu dari hatinya. Jantungnya akan bergejolak dan berdetak detak tidak beraturan. Mukanya merah telinganya panas dan tangannya gemetaran. Frekuensinya rendah dan kasar dengan amplitudo yang besar. Jika dilihat pada alat pengukur getaran jantung (ECG-Electronic Cardio Graph) akan terlihat betapa grafik yang dihasilkan sangatlah kasar dan bergejolak. Getaran yang demikian memiliki efek negatif terhadap tubuh kita. Sebuah benda yang dikenai getaran kasar terus menerus akan mengalami kekakuan dan kemudian mengeras, demikian pula jantung kita. Orang yang pemarah akan memiliki resiko sakit jantung dan mengerasnya pembuluh-pembuluh darahnya. Secara psikologis dikatakan hatinya semakin mengeras dan tidak mudah bergetar oleh kebajikan. Bukti lain bahwa hati semakin mengeras jika dipengaruhi hawa nafsu terus adalah orang yang suka berbohong dan menipu. Pada awalnya orang yang berbohong selalu bergetar hatinya. Akan tetapi kalau ia sering berbohong maka hatinya tidak bergetar lagi saat ia membohongi orang lain. Ini menunjukan betapa hatinya semakin keras dan sulit bergetar. Jika hati kita berpenyakit dan kemudian sering mengeluarkan getaran getaran yang kasar, maka getaran itu akan menyebabkan hati kita mengeras. Kekerasan hati kita itu akan terus meningkat, hingga dikatakan Allah seperti batu atau lebih keras lagi. Hati yang keras adalah hati yang sulit bergetar, semakin lama semakin tidak bisa bergetar. Jika ini diteruskan maka hati kita tidak mampu lagi beresonansi. Hati yang demikian adalah hati yang tidak peka terhadap lingkungannya. Maka pada tingkatan ini hati kita seperti tertutup karena tidak mampu lagi beresonansi alias bergetar. Bagaikan lubang gitar yang tersumpal oleh kain atau benda benda lain. Tidak bisa menghasilkan getaran dan suara yang merdu. Dan akhirnya, kata Allah hati yang seperti itu dikunci mati. “Allah telah mengunci mati hati dan pendengaran mereka dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat “ (QS:2, Al Baqarah : 7 ). Sebaliknya hati yang baik adalah hati yang lembut, hati yang gampang bergetar. Bagaikan buluh perindu yang menghasilkan suara merdu ketika ditiup. Kenapa bisa demikian ? Karena hati yang lembut bagaikan sebuah tabung resonansi yang bagus. Getarannya menghasilkan frekwensi yang semakin lama semakin tinggi. Semakin lembut hati seseorang semakin tinggi pula frekwensinya. Pada frekwensi 10 pangkat 8 akan menghasilkan gelombang radio, dan jika lebih tinggi lagi pada frekwensi 10 pangkat 14 akan menghasilkan gelombang cahaya. Jadi, seseorang yang hatinya lembut akan bisa menghasilkan cahaya di dalam hatinya. Dan jika cahaya ini semakin menguat, maka ia akan merembet keluar menggetarkan seluruh bio-elektron di dalam tubuhnya untuk mengikuti frekwensi cahaya tersebut. Hasilnya, tubuhnya akan mengeluarkan cahaya alias aura yang jernih. Dan, jika kelembutan itu semakin menguat, maka aura itu akan merembes semakin jauh mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Karena itu kalau kita berdekatan dengan orang orang yang lkhlas dan penuh kesabaran, hati kita juga merasa tentram dan damai. Sebab hati kita teresonansi oleh getaran frekwensi tinggi yang bersumber dari hati dan aura tubuhnya. Sebaliknya, kalau kita berdekatan dengan seseorang yang pemarah, maka hati kita akan ikut merasa panas dan gelisah. Semua itu akibat adanya resonansi elektromagnektik yang memancar dari tubuh seseorang kepada sekitarnya.

A. Rahman
Referensi : “Pusaran Energi Ka’bah” karya Agus Mustofa.

Info Masjid

Info Masjid

Renovasi Masjid Al Ikhlas Gunung Putri
MASJID AL IKHLAS BTN Gunung Putri Permai, Karanggan - Gunung Putri sampai hari ini masih terus mengadakan renovasi bangunan. Masjid yang terletak di tikunganBTN Jl. Raya Karanggan menuju Cagak Gunung Putri ini sebelumnya berlantai satu, kini direnovasi menjadi 2 lantai.
Untuk finishing bangunan Panitia Menerima Infaq, Shodaqoh dari para pembaca for U. Silakan salurkan sumbangan Anda kepada :
Panitia Pembangunan Masjid Al-Ikhlas, Rekening Bank Muamalat Cabang Cibinong - Bogor No. Rek. 121.05603.22 atas nama: Subur Sugiman.
Semoga Allah ridho dengan rejeki yang anda infaqkan dan membalas dengan kebaikan yang banyak serta memberkahi rejeki yang masih tersisa. (forU)

Pembangunan Menara Masjid Al Huda
Masjid Al Huda Perum Griya Persada Karang Asem Barat Citeureup, sejak 6 Mei 2008 lalu membangun menara masjid. Menara terletak di samping kanan masjid tepat di pertigaan jalan. Menurut H. Abdul Salam salah seorang pengurus DKM Al Huda, data fisik bangunan menara itu mempunyai filosofi : tinggi 17 meter = jumlah rakaat sholat wajib sehari, bentuk menara segi lima = 5 rukun Islam dan kedalaman pondasi 6 meter = 6 rukun iman. Selain menambah keindahan masjid, menara ini juga berfungsi sebagai landmark Masjid Al Huda. Karena dengan adanya menara ini lokasi masjid yang terletak di dalam kompleks perumahan bisa terlihat dari arah jalan raya lurus di belakang Gapura Masjid. (DS)

Sempurnakan Arah Kiblat Sholat Anda
Salah satu rukun persyaratan syahnya sholat yaitu menghadap kiblat. Tapi yakinkah selama ini bila sholat yang anda lakukan di masjid, rumah, di tempat kerja atau di tempat lain di seluruh permukaan bumi telah benar-benar menghadap kiblat?
Mungkin bagi orang awam seperti kita cukup sulit untuk menentukan arah kiblat yang benar. Biasanya yang jadi patokan adalah arah kiblat masjid terdekat. Tapi sering kita tidak menyadari bahwa blok bangunan, jalan di lokasi perumahan kita sering tidak sejajar dengan masjid. Jadi bisa saja arah kiblat di rumah anda kurang tepat. Lalu harus bagaimana? Wah mesti butuh foto satelit, teodolit, posisi azimuth bintang, arah mata angin yang tepat dan sebagainya!
Alhamdulillah, tanpa itu semua sekarang anda bisa temukan arah kiblat yang benar. Antum tinggal klik di http://www.qiblalocator.com/ Situs yang difasilitasi peta Google Earth ini akan membantu menentukan arah kiblat yang insya Allah benar. Setelah masuk ke Qibla Locator dilayar akan tampak foto satelit atau bisa pilih peta Bumi. Di gambar itu sudah ada garis merah yang berujung ke Baitullah, Mekah. Itulah garis arah kiblat. Anda tinggal mengarahkan garis itu ke lokasi masjid maupun rumah anda. Silakan perbesar skala gambar agar lokasi masjid atau rumah anda agar dapat terlihat dengan jelas.
Bagi Panitia Sholat ‘Ied yang menggunakan lapangan atau area umum, website ini sangat bermanfaat, karena Antum dapat menentukan garis shof sholat berdasar arah kiblat yang benar.
Kini anda dapat check, sudah tepatkah arah kiblat shalat yang selalu kita lakukan di masjid, di rumah, di tempat kerja maupun lapangan yang sering kita gunakan shalat ‘Ied 2 kali setahun? Klik saja http://www.qiblalocator.com/
(DS)

Info Kegiatan

Info Kegiatan

Peringatan Isra’ Mi’raj PPMS –KGM Citeureup
Dalam rangka Milad ke 3 th Persatuan Pengajian Majelis Sabil (PPMS) se Jabodetabek, Sukabumi dan Bandung. Menyelenggarakan Peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wa salam 1429 H. Pada hari Jumat, 25 Juli 2008 jam 18.30 wib (ba’da Maghrib) bertempat di halaman Kantor Kecamatan Citeureup.
Para pengisi acara antara lain : 1. KH Muammar ZA (Qori Internasional), 2. TK Awwaludin, MA (Qori Jakarta), 3. TK Sutan Imam Muchtar (Pimpinan PPMS), 4. Ust. Syafri Muhammad (Qori Nasional) dan 5. Ust. Zefri A. Fathullah (Pengasuh PPMS).
Acara yang diselenggarkan oleh Panitia Pusat PPMS, Koperasi Gebu Minang dan KGM Citeureup ini menyajikan : Sholawat dan Marawis, tabligh Akbar dan Gema Qiraatul Quran. (DS)

Peringatan Isra’ Mi’raj Masjid Al Ikhlas Puspasari
Ba’da Isya Sabtu, 26 Juli 2008 lalu DKM & Irema Al Ikhlas Puspasari Citeureup menyelenggarakan peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad saw. Acara yang dihadiri umat Islam Puspasari diisi dengan ceramah Ustadz Abdul Ghoni. Di bulan Rajab ini penceramah mengajak hadirin untuk memperbanyak mengingat kelemahan diri dan banyak dzikir ingat Allah untuk meningkatkan iman dalam menghadapi bulan Ramadhan mendatang.
(DS, Foto: Budi –DKM Al Ikhlas)

Peringatan Isra’ Mi’raj Forsimata TKJ
Dalam rangka peringatan Isro’ Mi’roj Nabi Muhammad SAW, Forsimata bekerjasama dengan DKM Ath Thammimah Taman Kenari Jagorawi menyelenggarakan Tabligh Akbar. Acara diselenggarakan pada hari Ahad, 27 Juli 2008 jam 08.30 bertempat di Masjid Ath Thammimah TKJ Citeureup. Pada kesempatan itu Ust. Mukhsinin Fauzi, Lc, MM meyampaikan ceramah dengan tema ‘Jadikan Isro’ Mi’roj sebagai motivasi peningkatan iman’.
(DS, Foto: Sodikin)

Khitan, syariat Islam warisan Nabi Ibrahim as

Keluarga Sakinah

Khitan, syariat Islam warisan Nabi Ibrahim as


Liburan sekolah sering dimanfaatkan oleh anak-anak muslim untuk berkhitan. Dari yang sekedar menunaikan kewajiban khitan sampai mengadakan walimah besar-besaran dengan mengundang tamu ratusan orang. For U Dhuafa liburan ini juga mengadakan khitanan massal. Sebetulnya apa, mengapa dan bagaimana ihwal khitan menurut syariat Islam?

Pengertian Khitan
Khitan (Bhs. Arab) sering juga disebut Sunat atau Circumcisio (Bhs. Latin) adalah tindakan memotong kulit yang menyelimuti ujung alat kelamin pria atau kulup (bhs. Arab = qulfah atau Bhs. Latin= praeputium glandis).

Sejarah & Dalil tentang Khitan
Khitan adalah syariat agama Islam yang berpangkal dari millah (ajaran agama) Nabi Ibrahim alaihissalam. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori disebutkan bahwa : “Nabi Ibrahim melaksanakan khitan ketika berumur 80 tahun dengan menggunakan kapak”.
Perintah untuk mengikuti ajaran nabi Ibrahim alaihissalam, jelas sekali terdapat dalam beberapa ayat al Qur’an, diantaranya dalam QS An-Nahl 123 : “Kemudian kami wahyukan kepadamu (Muhammad), ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik”.
Ayat senada juga terdapat dalam Q.S. Ali Imron 95 : “Katakanlah, benarlah (apa yang difirmankan) Allah, maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik”
Kewajiban melaksanakan khitan secara nyata disebutkan dalam sebuah hadis dari Abu Harairah radhiyallahu’anhu Rosulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata, “ Lima hal yang termasuk fitroh yaitu: mencukur bulu kemaluan, khitan, memotong kumis, mencabut bulu ketiak, dan memotong kuku.” (HR. Imam Bukhori dan Imam Muslim). Dan hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dan Imam Ahmad, Rasulullah SAW bersabda : “Khitan itu wajib bagi laki-laki dan perbuatan yang terhormat bagi perempuan”
Atas dasar Hadis ini, sebagian besar para ulama ahli fikih berpendapat bahwa khitan wajib hukumnya bagi laki-laki, dan perbuatan yang terhormat untuk perempuan. Meskipun ada juga beberapa ulama ahli fikih yang mewajibkan khitan baik untuk laki-laki mapun perempuan.
Tentang sejarah khitan pada wanita (khifadh) disebutkan dalam kitab ‘Tufatul Maudud’, halaman 164 bahwa Sarah menghadiahkan Hajar kepada nabi Ibrahim ‘alaihissalam , dan ketika Hajar hamil, menyebabkan ia cemburu. Maka ia bersumpah ingin memotong tiga anggota badannya. Nabi Ibrahim ‘alaihissalam khawatir ia akan memotong hidung dan telinganya, lalu beliau menyuruh Sarah untuk melubangi telinganya dan berkhitan (khifadh). Jadilah hal ini sebagai sunnah yang dikikuti para wanita sesudahnya.

Kapan waktu dilaksanakannya khitan?
Sebagian ulama mendasarkan diwajibkannya khitan itu berkaitan dengan upaya penghilangan najis yang terdapat diantara kulit dan kepala penis yang tidak akan mungkin hilang atau bersih tanpa di khitan. Atas dasar ini maka khitan harus dilaksanakan sebelum seorang anak mencapai usia akil baligh, usia dimana seorang anak sudah dituntut untuk melaksanakan sholat. Karena salah satu syarat syahnya sholat adalah harus suci dari hadas dan najis, maka seseorang harus sudah di khitan agar terjaga kesucian badannya.
Secara psikologis, sebaiknya sunat dilakukan saat anak sudah berani sehingga trauma psikis lebih minimal. Atau,
saat anak masih bayi sekalian. Bisa juga dilakukan diluar ketentuan waktu tersebut di atas terkait dengan masalah kesehatan, antara lain jika terjadi infeksi saluran kencing karena penyebab kulit khatan panjang dengan saluran kencing bagian luar yang sempit. Sisa air kencing yang tidak tuntas akan memudahkan kuman berkembang biak dan terjadi infeksi. Khitan yang dilakukan saat usia sudah dewasa, secara teknis tidak ada kendala.

Metode khitan
Sejalan dengan berkembangnnya ilmu pengetahuan maka metode sirkumsisi-pun mengalami perkembangan, dimana pada zaman dahulu menggunakan bilah bambu tajam untuk memotongnya sampai metode sekarang yang paling canggih menggunakan laser. Dari sisi teknis, banyak ragam teknik khitan dan pemberian nama tiap teknik didasarkan atas alat yang digunakan atau teknik sayatan yang dilakukan. Teknik paling tua adalah guilotine atau sayatan pancung. Lalu ada teknik dorsumsisi (sayatan melingkar), metode cincin (zhenxi circumcision ring atau ross circumcision ring) yang mulai diperkenalkan sejak tahun 1942. Selain itu, ada pula teknik double circular incision (sleeve resection /freehand circumcision), sheldon, comco clamp, teknik mogen (meningkat penggunaannya di AS), teknik plestible, smart clamp (metode jepit dengan sejenis plastik disposable), tara clamp (metode jepit dengan sejenis plastik disposable), dan laser CO2 (yang sering dipakai sharplan CO2 medical laser ), dan lain-lain. Penggunaan electro cauter (yang sesungguhnya, bukan electro cauter yang membara) pun hanya boleh digunakan pada tahap homeostasis.
Sedangkan teknik yang umum digunakan di Indonesia adalah dengan cara dipotong menggunakan bistouri (pisau bedah) atau juga dikenal dengan cara konvensional, smart clamp, plestibel, tara clamp, dan cauter. Cara konvensional ini masih dianggap baik dibanding electro cauter atau laser. Namun, keputusan untuk memilih metodenya tergantung masing-masing dan bersifat individual.
Waktu sembuh rata-rata, kulit bekas khitan sembuh sekitar 10 hari sampai 2 minggu. Mengenai kecepatan waktu penyembuhan pasca khitan tergantung banyak hal. Antara lain, kondisi kesehatan individu, kondisi sterilisasi saat tindakan, dan teknik penjepitan kulit yang dilakukan menjelang pemotongan.

Manfaat bagi kesehatan
Khitan atau sirkumsisi secara medis banyak memberi manfaat. Khususnya untuk menjaga kebersihan organ penis. Setelah khitan, maka akan menjadi lebih mudah untuk membersihkan kotoran putih (smegma) yang sering berada di leher penis.
Tahun 2006 lalu, sebuah penelitian menunjukkan, pria yang dikhitan terbukti jarang tertular infeksi melalui hubungan seksual dibanding yang tidak khitan. Penelitian yang dimuat dalam jurnal Pediatrics terbitan November 2006 itu menunjukkan, khitan ternyata bisa mengurangi resiko tertular dan menyebarkan infeksi sampai sekitar 50 persen dan merekomendasikan sunat bagi bayi yang baru lahir mengingat manfaatnya bagi kesehatan.
Dalam konferensi internasional ke-25 tentang AIDS d i Bangkok. Dipaparkan hasil penelitian, khitan bisa mengurangi tingkat HIV (virus penyebab AIDS), sipilis, dan borok pada alat kelamin.
National Health Institute (NIH) mengonfirmasi hubungan khitan dengan penurunan risiko penularan AIDS, dengan dua penelitian massal yang diumumkan tahun 2007. Penelitian yang dilakukan di Kenya dan Uganda menunjukkan, khitan terbukti menurunkan risiko penularan virus HIV sekitar 50 persen. Penelitian tersebut melibatkan 2.784 lelaki yang terbukti tidak terkena HIV di Kisumu, Kenya dan 4.996 pria yang juga negatif HIV di Rakai, Uganda. Sebagian dari para lelaki tersebut dikhitan dan sebagian lagi tidak. Setelah dua tahun diamati, Data yang dicatat NIH dan Safety Monitoring Board telah menunjukkan penurunan risiko penularan HIV pada lelaki yang dikhitan di Kenya sebesar 53 persen dan 48 persen di Uganda.
Walimah Khitan merupakan acara tradisi yang biasa dilakukan oleh umat Islam di Indonesia (mungkin juga di negeri lainnya). Dalam satu riwayat Utsman bin Abil ‘Ash diundang ke (perhelatan) Khitan, dia enggan untuk datang lalu dia diundang sekali lagi, maka dia berkata, “ Sesungguhnya kami dahulu pada masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak mendatangi walimah khitan dan tidak diundang.” (HR. Imam Ahmad). Berdasarkan atsar dari Utsman bin Abil’Ash di atas, walimah khitan adalah acara tradisi saja dan bukan merupakan syariat Islam. Semoga Allah ta’ala memudahkan kaum muslimin untuk menjalankan sunnah yang mulia ini.

Djoko SD, dari berbagai sumber.